Jakarta (ANTARA News) - Ciri khas film-film Kimo Stamboel dari Mo Brothers (bersama Timo Tjahjanto) yang brutal dan penuh darah tidak terlalu kentara dalam film adaptasi game horor "Dreadout".

Dalam konferensi pers usai pemutaran perdana "Dreadout" di Jakarta, Rabu (2/1), Kimo mengaku "mengerem" diri agar film ini bisa lolos sensor batas usia penonton 17 tahun.

"Memang harus menahan diri biar bisa (sesuai) rating (17 tahun)," ujar Kimo, menambahkan sejak awal produser sudah mewanti-wanti agar hasil filmnya bisa diterima segmen penonton lebih luas.

Baca juga: Rencana menjadikan "DreadOut" game mobile terganjal regulasi 

Tanpa keraguan, seraya tertawa Kimo mengatakan dirinya bakal membuat standard "film rating 21 tahun" bila diberi keleluasaan besar.

Bila sukses, Kimo ingin mengembangkan dunia "Dreadout" dalam bentuk serial yang tayang di platform digital yang lebih fleksibel soal sensor. Jika itu terjadi, Kimo bertekad meracik cerita dengan formula andalannya yang lebih sadis dan brutal.

"Semoga bisa ada series, biar bisa all out banget," imbuh dia.

Film "Dreadout" berkisah tentang sekelompok murid SMA yang ingin meraih popularitas di media sosial dengan merekam pengalaman mereka di apartemen kosong misterius. 

Salah satu murid tak sengaja membuka portal ke alam gaib, membangunkan setan yang yang bisa menyeret mereka ke neraka.

Film ini diadaptasi dari game horor "Dreadout" karya pengembang Indonesia, Digital Happiness, kali pertama game buatan pengembang lokal yang diangkat ke layar lebar.

Baca juga: Caitlin Halderman kena celurit saat syuting "Dreadout"

Kepopuleran game tersebut diharapkan menular juga untuk versi filmnya. 

Film "Dreadout" yang diproduseri Kimo Stamboel, Wida Handoyo dan Edwin Nazir itu akan rilis pada 3 Januari 2019.

"Dreadout" dibintangi pula oleh aktor-aktor muda seperti Caitlin Halderman, Jefri Nichol, Marsha Aruan, Susan Sameh, Ciccio Manassero dan Irsyadillah.

Baca juga: Riasan hantu Kebaya Merah "Dreadout" bikin Rima Melati susah melihat

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019