Karena tanpa sumber daya manusia yang kuat maka kita juga tidak bisa jadi bangsa kuat. Ini yang perlu kita perhatikan
Padang, (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginginkan insinyur lokal memiliki banyak kesempatan dalam membangun berbagai proyek infrastruktur di Indonesia sehingga tak lagi bergantung dengan pihak asing.

"Selama puluhan tahun banyak bandara yang dibangun insinyur asing, dan kali ini insinyur lokal harus diberi kesempatan karena sudah mampu," kata Wapres Jusuf Kalla saat memberikan sambutan dalam Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) ke XXI dan dialog nasional di Padang, Kamis.

Hadir dalam acara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Ketua Umum PII Hermanto Dardak serta ratusan insinyur dari seluruh provinsi.

Wapres menekankan, banyak pembangunan infrastruktur di Indonesia yang sudah dilakukan insinyur lokal dan hasilnya sangat bagus.

Untuk menjadi negara maju, Wapres mengatakan perlu ada semangat dan paksaan serta bersatu dengan profesi lain semisal dengan ekonom.

"Karena tanpa sumber daya manusia yang kuat maka kita juga tidak bisa jadi bangsa kuat. Ini yang perlu kita perhatikan," kata Jusuf Kalla.

Kata Wapres, insinyur Indonesia sebenarnya sudah banyak bisa bicara di kancah internasional terlihat dengan produk yang dihasilkan digunakan oleh negara lain.

"Contohnya garbarata yang digunakan sebagai jembatan penumpang pesawat di bandara buatan insinyur Indonesia, sudah banyak diekspor," kata Jusuf Kalla.

Indonesia, kata wapres lebih lanjut, sudah tidak seharusnya terus berkutat dengan perdebatan soal pangan yang tidak kunjung selesai.

Karena, katanya, dibanding dengan negara Asean lain, Indonesia masih saja terus disibukkan dengan masalah pangan baik stok maupun perlu tidaknya impor beras.

Jusuf Kalla kepada insinyur juga minta kepada insinyur untuk mau turun ke lapangan, karena saat lulus tidak bekerja dibidangnya tapi di bidang lain seperti media dan perbankan.

Baca juga: Menperin katakan stabilitas politik telah dukung pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018