Palembang (ANTARA News) - Peneliti Balai Arkeologi Sumatera Selatan (Sumsel) sejak awal November mendata penemuan 94 prasasti yang terbuat dari logam di beberapa daerah Sumatera bagian selatan termasuk Kota Palembang, Muaro Jambi dan Bangka Barat.

Menurut Ketua Tim Peneliti Balai Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andhifani di Palembang, Rabu, ada penemuan 19 prasasti di Palembang, tiga prasasti di pesisir timur Sumsel, 61 prasasti di Muaro Jambi, dan 11 prasasti di Bangka Barat dalam bulan ini.

Prasasti-prasasti tersebut, menurut dia, sebagian besar ditemukan di dasar aliran Sungai Batanghari Jambi dan Sungai Musi di Sumatera Selatan oleh para penambang pasir.

"Prasasti logam itu berada di Museum Timah Muntok Bangka Barat, Komunitas Padmasana Jambi, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, dan ada yang berada di tangan sejumlah kolektor," katanya.

Berdasarkan hasil penelitian sementara, ia menjelaskan, tulisan berbahasa Melayu Kuno pada prasasti-prasasti tersebut menggunakan aksara Sumatera kuno yakni Melayu Kuno, proto ulu (masa peralihan aksara Melayu Kuno menuju ulu), dan aksara ulu.

Prasasti tersebut menurut perkiraan peneliti ditulis pada zaman Kerajaan Melayu abad 13-14 Masehi pada masa kepemimpinan Adityawarman.

Penemuan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan perkembangan budaya literasi di kalangan masyarakat akar rumput di wilayah Sumatera Bagian Selatan yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung.

Metode penulisan pada prasati logam itu berbeda-beda tergantung mediumnya. Pada prasasti yang terbuat dari timah dan emas, aksara ditulis menggunakan goresan benda tajam. Sementara pada prasasti perunggu aksara ditulis menggunakan titik-titik.

Temuan-temuan itu menangkis catatan zaman kolonial Belanda yang menyatakan bahwa timah baru ditemukan pada abad ke 17.

"Berdasarkan prasasti yang diteliti tersebut kemungkinan timah sudah digunakan sebelum abad 13, yakni pada zaman Kerajaan Sriwijaya abad kedelapan sampai kesepuluh," ujar Wahyu.

Baca juga: Isi prasasti yang ditemukan di Temanggung belum terpecahkan
 

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018