Sebagai bangsa Indonesia, masyarakat harus menjaga persatuan bangsa, meskipun berbeda pilihan politik. Ini namanya toleran."
Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menyerukan masyarakat pendukung pasangan capres-cawapres nomorurut 01, untuk bersikap toleran dan menjaga kerukunan.

KH Ma'ruf Amin mengatakan hal itu dalam tausiahnya pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin (Jamin) di Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa, seperti dikutip melalui siaran pers Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. 

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW itu dihadiri lebih dari 4.000 orang yang sebagian adalah jemaah majelis taklim. Hadir pada kegiatan tersebut antara lain, menantu Presiden Jokowi Bobby Siregar, Ustadz Yusuf Mansur, dan Walikota Binjai H Muhammad Idaham.

Menurut KH Ma'ruf Amin, agama Islam mengajarkan benar sikap toleran, sehingga ada Firman Allah SWT yang menyebut, "Bagiku agamaku, bagimu agamamu". "Nabi Muhammad SAW sudah menunjukkan bahwa jalan kelembutan dan kedamaian dapat merubah situasi," katanya.

Kiai Ma'ruf mengingatkan, agar masyarakat meskipun berbeda pilihan politik, berbeda dukungan capres-cawapres tetap harus toleran. "Sebagai bangsa Indonesia, masyarakat harus menjaga persatuan bangsa, meskipun berbeda pilihan politik. Ini namanya toleran," katanya.

Kiai Ma'ruf menegaskan, perilaku cinta dan kasih sayang di antara sesama umat harus terus di kedepankan dan diutamakan. Kiai Ma'ruf mengibaratkan, seperti tubuh manusia, salah satu bagian tubuh sakit maka bagian tubuh yang lain juga ikut merasakan sakit. "Ini yang kita pahami. Maka berbeda agama, berbeda suku, tetap kita harus membangun mawaddah warahmah. Bukan saling membenci dan saling memusuhi," katanya.

Dia pun bercerita bagaimana situasi yang memprihatinkan di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti di Suriah, Afganistan, dan Yaman, yakni sesama umat Islam di sana, bisa saling membunuh. "Umat Islam di Indonesia tidak boleh sepeerti itu. Karena umat Islam di Indonesia, berpegangan pada prinsip ukhuwah islamiyah, sesama umat Muslim, sesama warga negara Indonesia, harus menjaga silaturrahmi dan persatuan," tandasnya.

Diceritakan oleh Kiai Ma'ruf, bahwa Nabi Muhammad SAW mampu mengubah perilaku ummat di zamannya dengan sopan satun, dalam waktu 21 tahun. Cara Nabi Muhammad SAW itupu, kata dia, digunakan oleh para kiai pada zaman Nusantara. "Para ulama itu menasehati, bukan memaki-maki. Mengajak bukan mengejek, serta merangkul bukan memukul," katanya.

Baca juga: Maarif Institute sayangkan kriminalisasi Grace Natalie
Baca juga: Yenny Wahid: perda diskriminatif tidak boleh ada
Baca juga: Tokoh muda NU: Tolak perda agama bukan penistaan
Baca juga: Grace Natalie bilang intoleran harus diatasi secara sistematis

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018