Solo (ANTARA News) - Ribuan warga dari berbagai daerah di Kota Solo dan sekitarnya berdesak-desakan berebut hasil bumi berupa makanan yang dibentuk dalam dua pasang gunungan dalam perayaan Grebeg Maulid di halaman Masjid Agung Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Dua pasang gunungan yang menjadi lambang "jaler" (laki-laki) dan "estri" (perempuan) diperebutkan oleh ribuan warga setelah dikirab menandai puncak tradisi Sekaten yang diselenggarakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

 Kirab berlangsung dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung, dan setelah dilakukan doa bersama dua pasang gunungan hasil bumi langsung diperebutkan oleh ribuan warga yang hadir di halaman masjid.

 Narni (45) seorang warga asal Karanganyar mengatakan sengaja datang ke Masjid Agung Surakarta untuk mencari berkah dari hasill bumi dari gunungan yang menjadi rebutan warga tersebut.

"Saya bersama teman dan tetangga mendapatkan kacang panjang dan rengginang. Makanan ini, isi gunungan itu, menjadi lambang akan mendatangkan berkah," kata Narni.

 Menurut Ketua Takmir Mesjid Agung Surakarta Muhtarom kegiatan Grebeg Maulid merupakan puncak Sekaten yang dikirab dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta.

Muhtarom mengatakan kegiatan Sekaten ditandai dengan mengeluarkan gamelan Keraton selama sepekan, dan berakhir, pada Selasa ini. Dan, kemudian juga mengeluarkan gunungan sebanyak dua pasang yang berisi hasil bumi dari keraton.

 Gunungan Jaler berisi hasil bumi atau makanan yang masih mentah, seperti jenis umbi-umbian dan buah yang bergelantung, mengandung makna bahwa seorang laki-laki harus bekerja  mencari penghidupan untuk keluarganya.

 Menurut dia, semua itu, tidak lepas dari yang memberikan kehidupan, artinya  manusia harus tergantung dari yang memberikan rezeki, dan rezeki sudah ada yang mengatur yakni Tuhan Yang Maha Esa.

 Dia mengatakan Gunungan estri berupa tumpukan makanan yang telah diolah yang siap saji, artinya seorang perempuan harus mampu mengatur kebutuhan hidup keluarganya.  

Baca juga: Keraton Surakarta resmi memulai Sekaten 2018
 Baca juga: Ribuan warga berebut Gunungan Grebeg Maulud di Yogyakarta

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018