Singapura (ANTARA News) - Para pemimpin negara ASEAN dan China mengharapkan kesepakatan kode etik (Code of Conduct/COC) dalam sengketa Laut Cina Selatan dapat diselesaikan dalam tiga tahun.

 "Negara-negara Asia Tenggara dan China berharap proses konsultasi kesepakatan kode etik (code of conduct) dalam sengketa Laut China Selatan selesai tiga tahun," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers di Pusat Konvensi Suntec, Singapura pada Rabu.

 Harapan tersebut muncul ke permukaan saat 10 pemimpin negara anggota ASEAN, Tiongkok, dan Sekjen ASEAN berkumpul dalam acara KTT Ke-21 ASEAN-Tiongkok di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11).

Selama bertahun-tahun pihak yang terlibat sengketa di salah satu perairan tersibuk di dunia berdialog untuk mencegah eskalasi konflik.

"Kesepakatan ini adalah progres yang sangat signifikan untuk penyelesaian sengketa Laut China Selatan," ujar Menteri Retno.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Jose Tavares, mengatakan saat proses pembicaraan tentang kode etik (Code of Conduct) pertama dilakukan saat ini.

"Jadi akan ada first reading, second reading, hingga third reading terkait COC. First reading itu kita mulai tahun ini. Sehingga pada 2021, kode etik untuk Laut China Selatan selesai," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghadiri KTT Ke-21 ASEAN-Tiongkok di Pusat Konvensi Suntec, Singapura,Rabu.

Dalam acara yang dihelat pada Rabu pagi tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membuka acara itu dan disusul oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang.

Sebanyak 10 pemimpin negara anggota ASEAN, Tiongkok, dan Sekjen ASEAN berkumpul dalam acara itu.

Baca juga: Presiden hadiri KTT ke-21 ASEAN-Tiongkok

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018