wisatawan China bisa menghabiskan 15.000 RMB untuk belanja
Beijing (ANTARA News) -  Indonesianis dari Guangdong University of Foreign Studies (GUFS) Prof Emeritus Cai Jincheng meminta para pihak tidak hanya nyinyir dalam menyikapi paket wisata murah dari China ke Indonesia.

"Harga paket boleh murah, tapi ingat wisatawan China bisa menghabiskan 15.000 RMB untuk belanja," kata salah satu pendiri jurusan Bahasa Indonesia di GUFS itu kepada Antaranews Beijing, Sabtu.

Dengan asumsi 1 RMB sama dengan Rp2.200, maka dalam lima hari seorang wisatawan China bisa menghabiskan sedikitnya Rp33 juta.

"Coba hitung berapa duit orang China kalau dari Guangzhou (Ibu Kota Provinsi Guangdong) saja ada 9.000 wisatawan ke Indonesia dalam satu tahun," ujar pria yang memiliki nama alias Gunawan itu, meskipun tidak memiliki darah keturunan Tionghoa Indonesia.

Sebelumnya Gubernur Bali I Wayan Koster mendesak pemerintah China mengawasi warga negaranya yang menjual paket wisata murah ke Pulau Dewata itu.

"Kalau ada pelaku usaha wisata asal Tiongkok yang menjual paket wisata ke Bali dengan harga rendah, kami harap pemerintah Tiongkok ikut melakukan pengawasan dan menerapkan kontrol ketat," katanya saat menerima kunjungan Wakil Gubernur Hainan Liu Pingzhi di Denpasar, Jumat (19/10).

Gubernur mengingatkan pelaku bisnis pariwisata China mematuhi regulasi pariwisata di Bali sebagai tujuan wisata berkelas internasional.

Baca juga: Gubernur singgung tentang paket wisata murah dari China ke Bali

Sejumlah agen perjalanan wisata di China, khususnya Guangzhou, ramai-ramai menjual paket wisata dengan harga 1.700 hingga 1.900-an RMB untuk tujuan Bali, termasuk tiket pesawat pulang pergi (pp) dan akomodasi selama lima hari dan empat malam.

Selain Bali, paket wisata dengan harga sangat hemat itu dijual untuk tujuan Manado, Sulawesi Selatan.

Dalam memjual paket hemat itu, agen di China menggandeng sejumlah maskapai penerbangan dari Indonesia dan China, baik milik swasta maupun pemerintah.

Prof Cai menambahkan bahwa dengan harga yang sangat kompetitif itu, Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk memenangi persaingan mendatangkan wisatawan China dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Sebanyak 71,3 juta wisatawan China plesiran ke mancanegara

"Singapura negara kecil. Thailand, wisatawan China masih trauma dengan kecelakaan kapal di  Phuket. Momentum ini bisa dimanfaatkan Indonesia," ujarnya.

Selain menjual paket hemat, dia juga mengingatkan sistem keimigrasian di Indonesia harus terus dibenahi.

"Saya pernah nganter wisatawan ke Medan sampai tertahan dua jam. Padahal Indonesia sudah bebas visa untuk wisatawan dari China," ujarnya.

Demikian halnya dengan pelayanan. Menurut profesor yang kerap diundang sebagai pembicara di Indonesia, baik oleh kalangan akademik maupun pemerintah, itu pelayanan di restoran masih kurang maksimal.

"Orang China suka makan ikan. Tapi kalau cara penyajiannya lama, mereka bisa kelaparan dan enggan balik lagi," katanya.

Baca juga: Kemenpar yakinkan wisatawan China melalui pameran di Guangzhou

 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018