Jakarta (ANTARA News) - Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) lewat program Indonesia-Posttharvest Loss Alliance for Nutrition (I-PLAN) berkerjasama dengan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan kompetisi startup guna mencari inovasi teknologi untuk mengatasi kerugian pascapanen ikan segar.

Ravi Menon, Country Manager GAIN, organisasi non-profit pemerhati pangan, mengatakan bahwa kerugian pascapanen ikan segar di Indonesia yang mencapai 25 persen pada 2017 disebabkan oleh banyak faktor.

"Saat ini, teknologi yang tepat untuk menyimpan, memasarkan, dan mendistribusikan ikan masih dirasa kurang di Indonesia. Akibatnya, kualitas ikan untuk konsumsi masyarakat lokal pun terbilang masih sangat rendah," katanya dalam siaran pers, Rabu.

Sementara pada sisi lain, ikan merupakan bagian penting dari sumber makanan pokok, tidak hanya protein hewani, tetapi juga sebagai sumber mikronutrien, mineral, dan asam lemak esensial.

Berlatar belakang itu lah, GAIN bersama Kemenkes dan Kementerian KKP menggelar kompetisi startup bertajuk “Innovation Challenge” untuk mengatasi masalah pascapanen dan pasokan ikan segar di Indonesia.

Innovation Challenge ini akan mencari 10 finalis yang memiliki ide teknologi atau inovasi baru yang dapat diadopsi oleh pelaku rantai pasokan ikan segar lokal, untuk mengurangi Post-Harvest Loss (PHL) atau kerugian pascapanen, yang umumnya menimpa beberapa titik kritis seperti tempat pendaratan ikan, transportasi, distribusi, tingkat pengecer, sistem penyimpanan kecil, dan alternatif pengganti es.

"Kami mencari solusi dan inovasi yang dapat mencakup titik kritis lokasi pendaratan ikan hingga sampai ke tangan konsumen. Ini untuk memastikan bahwa ikan segar yang dijual berkualitas baik, aman, dan bergizi untuk konsumsi lokal," tambah Ravi.

Tinnike Lie, Regional Community Development untuk Innovation Factory, pihak yang melaksanakan kegiatan ini bersama NTUitive, membuka kesempatan seluas-luasnya untuk masyarakat yang ingin mengikuti "Innovation Challenge".

"Kami menyasar pihak-pihak yang memangku kepentingan cold chain, mulai dari industri, pemasok, asosiasi, hingga distributor atau sektor swasta yang ingin berkontribusi dalam menanggulangi masalah kerugian pangan yang signifikan ini. Kompetisi ini juga terbuka untuk mahasiswa, UMKM, researchers, dan siapa saja yang memiliki ide untuk mengurangi permasalahan pascapanen ikan segar untuk pasar domestik," paparnya.

Pendaftaran kompetisi dibuka pada 11 Oktober 2018, dengan batas pengajuan aplikasi terakhir pada 16 November 2018. Disediakan hadiah total sebesar 350 juta rupiah untuk 5 hingga 10 pemenang.

Para pemenang juga berkesempatan untuk mendapatkan bantuan (grant) senilai total Rp1 miliar untuk melakukan uji coba prototype di Surabaya dan Probolinggo.

Selanjutnya, kompetisi ini juga akan mengikutsertakan peserta terpilih ke dalam program Lean Launchpad Programme, sebuah program 8 minggu yang berfokus pada uji coba pasar dan komersialisasi.

Calon peserta dapat langsung mendaftarkan ide mereka ke http://iplanchallenge.com/ dengan menyertakan profil perusahaan atau rencana bisnis (business plan).

Baca juga: BE-X, program akselerasi startup dari Bekraf

Baca juga: Menkominfo: startup harus diberi kemudahan

Pewarta: Suryanto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018