MT, ingin mengajar di kampung halamannya di Toraja.
Jayapura (ANTARA News) - Ketua Bhayangkari Papua Ny.Risma Martuani menyatakan keprihatinannya terhadap guru SD YPPGI 1 Mapenduma, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, MT dan rekan-rekannya yang menjadi korban pemerkosaan dan penyanderaan oleh teroris bersenjata yang dikenal sebagai kelompok kriminal bersenjata (kkb).

"Saya sangat prihatin terhadap para guru yang menjadi korban kkb karena dampaknya bagi kesehatan mereka," kata Ny. Martuani kepada Antara seusai menjengguk MT satu korban pemerkosaan yang kini dirawat di RS Bhayangkara di Jayapura, Selasa.

Saat ini tim dokter sedang melakukan pengobatan terhadap korban mengingat korban mendapatkan kekerasan seksual oleh lebih dari satu orang.

Kondisi korban stabil namun sering kali menangis bila mengingat tragedi yang dialaminya, kata Ny. Martuani seraya menambahkan, korban mengaku baru dua minggu mengajar di SD YPGRI 1 Mapenduma karena sebelumnya selama tujuh tahun mengajar di Distrik Mugi.

Korban baru dua minggu bertugas di Mapenduma dan di sekolah tempatnya mengajar terdapat sekitar 100 murid.

"Pelesehan seksual yang dilakukan anggota kkb sangat biadab karena kehadiran para guru dan tenaga medis di kampung mereka untuk memajukan anak-anak dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata Ny.Martuani.

Ketua Bhayangkari Polda Papua mengatakan, dalam pertemuan dengan korban, MT juga meminta agar dibantu untuk pindah tugas ke Toraja.

"MT, ingin mengajar di kampung halamannya di Toraja," kata Ny.Martuani Sormin.

KKB menyandera 15 guru dan para medis selama 14 hari dari tanggal 3 hingga 17 Oktober, namun para sandera berhasil dibebaskan dan sempat ditampung di rumah Kepala Puskemas Naftali Wandikbo.

Di Mapenduma terdapat SD YPGRI 1 dan SMPN 1 serta puskemas Mapenduma.*

Baca juga: Guru dan tenaga medis di Papua disandera KKB dua pekan

Baca juga: Ingin bagi makanan, dua anggota TNI tewas ditembak di Papua


 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018