Namanya tenda itu panas, iya. Saya sudah bilang diatur dengan baik, belajar tidak harus ditenda. Tendanya bisa disingkap atau belajar di luar. Jangan harapkan seperti keadaan normal, karena ini darurat yang sifatnya sementara
Jakarta (Antara) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan kelas darurat yang ada di sejumlah lokasi bencana Tanah Air sifatnya sementara.

"Namanya tenda itu panas, iya. Saya sudah bilang diatur dengan baik, belajar tidak harus ditenda. Tendanya bisa disingkap atau belajar di luar. Jangan harapkan seperti keadaan normal, karena ini darurat yang sifatnya sementara," ujar Muhadjir usai penandatangan kerja sama dengan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Jakarta, Selasa.
       
Pembelajaran di tenda darurat, kata dia, hanya dilakukan menjelang selesainya pembangunan sekolah. Adanya kelas darurat bertujuan, agar anak-anak tidak berkeliaran di lokasi pengungsian. "Sehingga ketika masuk sekolah, tidak susah mengajak mereka ke sekolah untuk belajar," kata dia.
   
Menurut dia, jika anak-anak tidak belajar di lokasi pengungsian maka akan kesulitan mengajak anak-anak untuk belajar. Mungkin anak-anak tersebut bisa hadir di kelas secara fisik, tetapi pikirannya menerawang kemana-mana.
     
Muhadjir menjelaskan normalnya pembangunan kelas dilakukan dua bulan pascabencana. "Kemarin saya turun ke Sumbawa Barat, dan saya lihat sudah ada pembangunan sekolah baru. Pembangunannya tidak sulit karena menggunakan metode bongkar pasang," ujar dia.
     
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menjelaskan saat ini sudah ada 200 tenda bantuan dari UNICEF di Palu, Sulawesi Tengah. Sebanyak 250 tenda lagi sedang berada dalam perjalanan menuju Palu.*

Baca juga: Pemda bangun kelas darurat korban gempa Parigi

Baca juga: UNICEF bantu tenda untuk kelas darurat di Sulawesi Tengah


 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018