Jakarta (ANTARA News) - Warga di Muara Angke, Jakarta Utara, mendukung keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menghentikan izin reklamasi di Teluk Jakarta karena akan membawa dampak positif bagi nelayan.
   
"Itu positif karena selama ini nelayan kecil cari ikannya kan cuma di sekitar pinggir (pesisir) sini aja," tutur Supendi, seorang warga kampung nelayan Muara Angke di Jakarta, Jumat.
   
Ia menjelaskan, reklamasi yang sejatinya sudah dimulai sejak 2010 itu berdampak pada menurunnya pendapatan nelayan saat mencari ikan.

Terutama bagi para nelayan yang memiliki tambak kerang ijo yang berada tidak jauh dari Pulau D di dekat kawasan elit Pantai Indah Kapuk.
   
"Kita aja susah cari ikannya karena ikan pada pergi, apalagi mereka yang punya tambak kerang ijo. Airnya jadi kotor, kerangnya jadi kecil-kecil. Mau mendekat ke tambak mereka juga suka dilarang keamanan pulau reklamasi," tutur Supendi.

Baca juga: DKI Jakarta cabut izin 13 pulau reklamasi

Sementara itu, warga lainnya juga mendukung penghentian izin proyek reklamasi Teluk Jakarta.
   
Seorang warga, Fajar, sangat berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mau mengeluarkan keputusan baik tersebut.
   
"Sejak ada pulau itu (reklamasi) aktivitas jadi terganggu banget. Soalnya di sini kan airnya dangkal, kalau lepas jaring dan ada kapal proyek yang lewat otomatis kan jadi nabrak. Jaring kita rusak, gak dapat apa-apa," kata Fajar.
   
Selain itu, gelombang air yang dihasilkan dari kapal-kapal proyek reklamasi yang berukuran besar juga mengakibatkan ikan pergi menjauh dari area penangkapan ikan.

Karena itu Fajar juga mendukung keputusan penghentian tersebut dan berharap tidak ada lagi proyek reklamasi yang bisa berdampak buruk bagi ekonomi nelayan tradisional di Teluk Jakarta. 

Baca juga: Nelayan Jakarta pertanyakan nasib usai penghentian reklamasi
Baca juga: LSM: hentikan reklamasi Teluk Jakarta secara permanen
Baca juga: Gubernur DKI cek penyegelan bangunan di pulau reklamasi

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018