Pekanbaru (ANTARA News) - Pulau Sumatera pada Jumat sore tanpa titik panas indikator kebakaran hutan dan lahan menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan data satelit yang diperbarui pukul 16.00 WIB menunjukkan penurunan tajam jumlah titik panas.

Pada Jumat pagi 13 titik panas masih terdeteksi di Aceh, tujuh di Sumatera Selatan dan masing-masing satu titik di Riau, Bengkulu, Bangka Belitung dan Sumatera Utara. Titik-titik panas itu tak terdeteksi lagi pada sore hari.

"Titik panas atau hotspot pada sore ini di Sumatera, termasuk di Riau, nihil," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno.

Awal pekan ini masih ada beberapa daerah mengalami kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, termasuk di Rokan Hilir, Pelalawan dan Indragiri Hulu di wilayah Provinsi Riau.

Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan Riau, warga dan pelaku usaha telah bersama-sama berusaha mencegah dan menanggulangi masalah kebakaran hutan dan lahan.

Orang-orang yang terlibat pembakaran lahan ditangkap untuk diproses secara hukum.

Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Supartono kepada Antara di Pekanbaru, Kamis (20/9), orang yang diduga membakar lahan seluas 12 hektare di kawasan konservasi sudah berhasil ditangkap.

"Pembakar lahan sudah kita amankan bersama Polres Pelalawan. Pelakunya warga yang tinggal di desa sekitar sana," kata Supartono.

Dia mengatakan Balai TNTN bersama Polres Pelalawan melakukan operasi patroli gabungan setelah kawasan hutan konservasi yang digerogoti para perambah itu terbakar sejak awal pekan ini.

Baca juga: Titik panas Sumatera turun drastis
Baca juga: Satelit deteksi 150 titik panas di Sumatera

 

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018