Di sana terdapat 146 anak-anak dan ratusan ibu-ibu yang sudah kami sasar dan memberikan berbagai kegiatan menghilangkan trauma terhadap gempa bumi,
Mataram, (ANTARA News) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai melaksanakan program pemulihan trauma kepada anak-anak dan ibu-ibu yang terdampak gempa bumi di daerah itu.

Kepala DP3A Mataram, Hj Dewi Mardiana Ariany di Mataram, Kamis, mengatakan, program itu untuk tahap pertama menyasar Lingkungan Pengempel Indah Kecamatan Sandubaya.

"Di sana terdapat 146 anak-anak dan ratusan ibu-ibu yang sudah kami sasar dan memberikan berbagai kegiatan menghilangkan trauma terhadap gempa bumi," tambahnya.

Menurutnya untuk program pemulihan trauma bagi anak-anak, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Mataram, dengan menggelar kegiatan lomba mewarnai dan menggambar serta bermain dengan berbagai alat permainan edukatif yang dibawa tim.

Kegiatan tersebut dimaksudkan, agar anak-anak bisa kembali beraktivitas secara normal, menghilangkan gangguan trauma, memberikan kekuatan kembali, serta tidak merenungi lagi bencana gempa bumi yang telah mereka alami.

"Begitu juga dengan ibu-ibu, kami ajak untuk senam, bermain hula hoop serta memberikan edukasi tentang apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi sehingga tidak panik," jelasnya.

Menurutnya, setelah di Lingkungan Pengempel Indah, kegiatan pemulihan trauma akan dilaksanakan di Lingkungan Tegal pada Minggu (16/9), selanjutnya Lingkungan Gontoran dan Kamasan.

"Empat lingkungan itu menjadi prioritas untuk kegiatan pemulihan trauma karena lokasi itulah yang sangat terdampak gempa bumi, bahkan mereka menjadi pengungsi permanen karena rumah mereka rusak total," katanya.

Program pemulihan trauma itu dibantu psikolog serta 150 orang tim dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram. "Tim dari LPA ini akan menyebar pada sejumlah titik di Mataram, untuk memberikan pemulihan trauma secara bertahap," ujarnya.*

Baca juga: Terapi bermain kurangi trauma anak akibat gempa

Baca juga: Guru-guru di Lombok akan dirotasi untuk pemulihan trauma


 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018