Mekkah (ANTARA News) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan akan memperbanyak lintasan cepat (fast track) untuk jamaah haji Indonesia sehingga mereka bisa segera menuju hotelnya di Mekkah dan Madinah tanpa berlama-lama di bandar udara tujuan.

Dikutip Media Center Haji di Mekkah, Selasa, Nizar belum dapat memastikan jika seluruh embarkasi tahun depan akan mendapatkan fasilitas lintasan cepat sebagaimana diterapkan untuk percontohan bagi jamaah penerbangan dari Jakarta dan Surabaya tahun ini.

Lintasan cepat  itu sendiri merupakan inovasi untuk mempercepat pergerakan jamaah. Skema yang dilakukan adalah pengambilan data rekam biometrik jamaah dilakukan di pemondokan di Indonesia. Saat berada di bandara tujuan jamaah hanya diperiksa sidik jarinya saja sebagai upaya verifikasi data diri.

Setelah itu, jamaah segera bergerak ke bus yang mengangkut mereka ke hotel di Mekkah dan Madinah. Inovasi itu membuat waktu tunggu jamaah di bandara tujuan menjadi relatif lebih pendek jika dibanding dengan skema lama ketika mereka harus melakukan verifikasi data biometrik secara lengkap di terminal kedatangan.

Adapun untuk perluasan lintasan cepat, Nizar mengatakan sejatinya sudah bisa dilakukan tahun jika tidak terkendala mepetnya waktu persiapan.

"Kami mintanya kemarin seluruh embarkasi, tetapi melihat yang pertama keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan karena kita baru `deal` itu bulan Ramadhan," kata dia.

Selain itu, kata dia, terdapat kendala ketersediaan sumber daya manusia Arab Saudi yang mengurusi keimigrasian di embarkasi, yaitu belum banyak yang bisa melakukaan perekaman biometrik jamaah Indonesia. Dengan begitu, inovasi itu baru bisa dilakukan untuk jamaah Jakarta dan Surabaya.

Persoalan selanjutnya, lanjut dia, lintasan cepat terkendala jumlah konter yang tersedia di embarkasi. "Misalnya embarkasi Solo, Solo belum punya konter imigrasi yang sedemikian besar untuk percepatan ini sedikitnya butuh 20 konter, kalau hanya 5-10 itu bakal panjang juga antriannya."

Nizar mengatakan dari sisi lain jalur lintasan cepat untuk jamaah juga harus memperhatikan kesiapan hotel. Salah satunya hotel harus disewa dengan sistem musim penuh (full season), bukan blocking time.

Dampak dari penyewaan tidak menggunakan sistem musim penuh, saat jamaah cepat datang melalui lintasan cepat ternyata hotel terkait belum siap karena belum memasuki waktu check in.

Kemudian dari sisi penempatan kursi jamaah di pesawat juga menjadi persoalan jika tidak diperbaiki di musim haji tahun depan. Terdapat jamaah yang belum mengerti jika harus duduk di kursi pesawat sesuai nomornya. Dengan begitu, beberapa jamaah duduk asal duduk sehingga menjadi kendala saat keluar pesawat kurang cepat. Dampaknya, mereka tidak cepat berbaris antri sesuai urutan kala verifikasi data biometrik di terminal kedatangan.

"Ketika kursi pesawat ini kocar-kacir sehingga tidak sesuai dengan rombongan. Ke depannya kursi pesawat harus diatur sesuai dengan urutan rombongan," kata dia.

Saat turun dari pesawat dan menuju bus, Nizar berharap jamaah yang sudah selesai urusan imigrasinya agar segera menuju bus tanpa perlu berlama-lama di bandara sehingga pergerakan semakin cepat menuju hotel tujuan.

"Di saat pengaturan lintasan cepat terjadi itu jamaah tidak boleh berlama-lama di bandara. Pokoknya yang ada di depan langsung masuk bus, mulai dari asrama semua sudah diatur rombongan satu ya pertama kali masuk, dua, tiga dan seterusnya," katanya.

Baca juga: Rekam biometrik kurangi antrean jamaah Indonesia di Tanah Suci
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018