Surabaya (ANTARA News) - Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Siti Zuhro menegaskan bahwa KAHMI merupakan organisasi yang lahir dan tumbuh kembang untuk memberikan makna yang bermanfaat bagi NKRI sehingga tidak perlu dicurigai.

"Itu jaminan saya kepada BIN. KAHMI pada dasarnya tidak perlu dicurigai. Meskupun sipil, cinta kami utuh kepada NKRI," kata Siti Zuhro yang juga peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Hal itu juga disampaikan Siti Zuhro pada saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Graha KAHMI Jatim, Jalan Gayungsari Timur 10 KAV 22 A Kota Surabaya, Sabtu (21/7) malam.

Oleh karena itu, lanjut dia, KAHMI senantiasa terpanggil untuk menjaga kelangsungan dan kemajuan NKRI. Namun, sebaliknya kalau NKRI goyah karena ada elite-elite yang sedang bermanuver dan membahayakan NKRI, KAHMI akan berteriak kencang.

"Itu sifat watak dasar dari alumni HMI. Boleh orang memandang sebelah mata kepada kami, seperti yang saya sampaikan pada acara buka puasa bersama di rumah Pak Akbar Tanjung waktu lalu, kami seolah-olah tidak solid. Begitu menyinggung hal yang prinsip, kami akan bergerak bersama merespons bersama," ujarnya.

Siti Zuhro mengatakan bahwa kehadiran KAHMI cukup diperhitungkan dalam kehidupan bernegara dan berpolitik di negeri ini. Hal itu dikarenakan KAHMI memiliki prinsip dalam keberpihakan dan empati terhadap Indonesia yang maju yang sejahtera.

"Prinsip dasar yang dipahami itu yang menjadikan KAHMI tidak luntur," katanya.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Jatim Bawon Adi Yitoni mengatakan bahwa salah satu kebersamaan dan kesolidan anggota KAHMI telah dibuktikan dengan dibangunnya Graha Kahmi Jatim kali ini.

"KAHMI sudah 52 tahun. Bicara program ndaki-ndaki (tinggi) tetapi rumah tidak punya," katanya.

Selama dalam kepengurusan KAHMI Jatim yang sekarang, lanjut dia, pihaknya mencari cara agar Graha Kahmi Jatim bisa dibangun salah satunya dengan cara gotong royong di antara pengurus dan anggota KAHMI Jatim serta bantuan dari pihak-pihak terkait lainnya.

"Meskipun bisanya membantu Rp100 ribu tidak apa-apa, yang penting ikhlas," ujar.

Baca juga: Presidium nyatakan KAHMI peduli kemanusiaan dunia

Baca juga: Empat kendala penerapan otonomi daerah dalam 20 tahun Reformasi

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018