Pertemuan dengan Menlu Jepang tadi kami menyangkut masalah kerja sama kereta api Jakarta-Surabaya, Pelabuhan Patimban, MRT Jakarta. Mereka juga berminat masuk di tol Trans Sumatera dan ingin membuat akuakultur di Natuna."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono membahas sejumlah proyek kerja sama kedua negara terutam di bidang infrastruktur.

"Pertemuan dengan Menlu Jepang tadi kami menyangkut masalah kerja sama kereta api Jakarta-Surabaya, Pelabuhan Patimban, MRT Jakarta. Mereka juga berminat masuk di tol Trans Sumatera dan ingin membuat akuakultur di Natuna," katanya di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin.

Luhut mengatakan kedua pihak akan langsung membentuk satuan tugas khusus untuk bisa segera merampungkan dan merealisasikan kerja sama tersebut.

"Nanti `output` (hasilnya) pada 60 tahun kerja sama Indonesia-Jepang tahun depan," katanya.

Selain kerja sama di bidang infrastruktur, kedua negara juga akan meningkatkan kerja sama di bidang maritim dan vokasional.

"Selama ini orang selalu marah masak orang Indonesia enggak ada yang bisa kerja di bidang industri teknik di luar Jawa. Memang iya kita kekurangan, karena bertahun-tahun kita tak pernah membuat `vocational training` yang cukup di luar Jawa," ujarnya.

Kendati demikian, Luhut mengaku tidak bisa menyebutkan secara rinci besaran total nilai investasi Negeri Sakura termasuk dengan tambahan sejumlah minat investasi baru.

"Detilnya akan dibicarakan lagi, miliaran dolar tapi saya tidak tahu tepatnya," tuturnya.

Setelah pertemuan dengan Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti pertemuan ke-6 Dialog Strategis Indonesia-Jepang. Keduanya menyepakati tentang pentingnya peningkatan kerja sama di bidang investasi antara Indonesia dan Jepang.

Menlu Retno dan Menlu Kono sepakat untuk menjajaki kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bagi produk manufaktur Jepang yang ditujukan untuk pasar ketiga, termasuk pasar di negara-negara ASEAN.

Selain itu, kedua Menlu juga sepakat tentang pentingnya mendorong penyelesaian perundingan Ulasan Menyeluruh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (General Review Indonesia Japan Economic Partnership Agreement/GR-IJEPA) yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu RI dan Menlu Jepang pun menyaksikan penandatanganan Pertukaran Catatan tentang Pusat Kelautan dan Perikanan serta Pasar Perikanan (Exchange of Notes on Integrated Marine and Fisheries Centers and Fish Market) untuk meningkatkan kerja sama pembangunan sentra perikanan di enam pulau terluar Indonesia, yaitu di Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang dan Saumlaki.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018