Jakarta (ANTARA News) - Pada penghujung Ramadhan, mungkin Anda sudah kehabisan ide dalam mencari inspirasi hidangan manis berbuka puasa. Makanan manis yang dikonsumsi saat berbuka puasa memang penting karena dapat membantu  menggantikan kekurangan kadar gula dalam darah selama menjalankan ibadah puasa.

Dr. Kaseem Halmar dari University of Warwick menjelaskan bahwa tubuh membutuhkan sumber energi yang dihasilkan dari asupan karbohidrat yang dikonversi menjadi gula oleh insulin. Tetapi, Anda perlu tahu ada batasan dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis, yaitu 5 persen dari total jumlah asupan kalori.

Berikut adalah beberapa inspirasi hidangan manis yang lezat untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa seperti dikutip dari keterangan pers Joyday

Kolak
Hidangan manis yang satu ini paling sering dihidangkan dengan pisang di dalamnya. Tetapi tidak jarang ada yang menambahkan variasi buah kedalamnya seperti ubi, kelapa muda bahkan biji salak.
 
Cendol
Cendol merupakan minuman khas Sunda yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Disukai karena rasanya yang manis dan gurih, cendol seringkali menjadi pilihan untuk berbuka puasa.
 
Bubur Candil
Bubur candil terbuat dari tepung ketan yang direbus dengan gula merah dan disajikan dengan kuah santan.
 
Bubur Kacang Hijau
Bubur Kacang Hijau seringkali dijadikan hidangan pembuka puasa karena kadar asam amino yang tinggi, dapat menjadi alternatif sumber protein. Selain itu, rasanya yang manis dan khas juga menjadi nilai tambah.

Es Krim
Es krim dapat menjadi pilihan hidangan untuk berbuka puasa. Selain rasanya yang manis, efek dingin yang menyegarkan akan menggugah selera kita.
 
Dr. Matthew Lantz Blaylock, PhD, seorang nutritional scientist, menjelaskan bahwa tidak ada dampak negatif mengonsumsi es krim untuk berbuka puasa. Dari kandungan gizi, es krim mengandung gula, krim lemak dan protein susu, yang seperti makanan lainnya dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi selama berpuasa.

Baca juga: Berbuka puasa dengan hidangan tempo dulu

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018