Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menilai budaya merupakan salah satu nilai penting yang dapat dijadikan medium menangkal informasi bohong atau hoax.

"Budaya adalah sarana meningkatkan literasi paling jitu. Budaya memiliki sistem nilai yang paling penting," kata dia dalam siaran pers yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Rudiantara mengharapkan dengan pembentukan budaya, tingkat kemampuan masyarakat untuk memilih konten dapat ditingkatkan lagi secara signifikan.

Untuk itu, pendekatan budaya setempat perlu dilakukan sejalan dengan harapan pemerintah meningkatkan literasi digital masyarakat.

"Pendekatannya harus melalui pendekatan budaya setempat. Ada juga pendekatan pakai petunra, pertunjukkan rakyat. Siapa pemimpinnya? Dalang. Nah, kami titipkan pesan disitu. Kalau pemerintah langsung yang bicara, masyarakat bosan," ucap dia.

Menkominfo menuturkan, sosialisasi untuk mengajak masyarakat menepis hoax selama ini sudah dilakukan dengan beragam cara, mulai dari dakwah hingga pertunjukan rakyat.

Pemerintah, kata dia, tidak bisa bekerja sendiri dan diperlukan peran serta masyarakat dalam mengatasi penyebaran hoax yang meresahkan.

Peningkatan literasi digital bukanlah satu-satunya jalan yang dilakukan Kementerian Kemkominfo, Rudiantara menyebutkan, pemberian batasan akses dalam dunia siber juga menjadi salah satu tugas pemerintah untuk melindungi masyarakat dari konten negatif.

Ia menyebutkan ciri-ciri hoax, antara lain pesan yang didahului kalimat "dari kamar sebelah", mengatasnamakan kelompok tertentu dan diakhiri dengan ajakan untuk memviralkan.

Setelah mengetahui ciri-ciri tersebut, ia mengajak masyarakat tidak mudah tertipu dengan hoax, apalagi sampai turut menyebarkannya.

"Penyebaran hoax tersebut tidak ada manfaatnya melainkan hanya buang-buang pulsa saja," ucap Rudiantara.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018