Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Pakistan telah menerbitkan tiga buku dalam bahasa Indonesia untuk memberikan pemahaman dan wawasan tentang budaya Pakistan, masyarakat dan perkembangan yang terjadi di negara itu kepada masyarakat Indonesia.

"Kami telah menerbitkan dua buku tahun 2016 dan satu lagi tahun 2017 dalam bahasa Indonesia, yang diharapkan memberikan pemahaman dan wawasan tentang Pakistan," kata Dubes Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadeem di Jakarta, Selasa.

Aqil Nadeem yang telah bertugas selama lebih dua tahun menyerahkan tiga buku tersebut kepada perwakilan dari "Moslem Youth Forum on International Issues" dan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) yang datang untuk berkenalan dan mengetahui hubungan Indonesia-Pakistan dan menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan di masa depan.

Buku pertama "Colours of Pakistan" (Sisi Lain Pakistan yang Penuh Warna) yang ditulis Muladi Mughni (2016), "Pakistan Selayang Pandang Sejarah dan Kebudayaan" (2016) dan "Pakistan Menakjubkan" (2017).

Dalam kata pengantarnya di buku pertama, dia mengatakan, buku itu dikerjakan di masa mendiang Duta Besar Burhan Muhammad yang ditugaskan di Islamabad hingga ia wafat akibat kecelakaan pesawat yang tragis. Ini merupakan salah satu upaya terbaik Dubes Burhan dalam usahanya untuk menghilangkan prasangka buruk terhadap masyarakat Pakistan.

Aqil Nadeem mengharapkan setelah membaca buku itu, banyak wisatawan Indonesia mengunjungi Pakistan dan pengusaha akan mendapatkan manfaat dari peluang ekonomi yang tersedia.

Buku "Pakistan Selayang Pandang, Sejarah dan Kebudayaan" memberikan informasi secara rinci tentang perjalanan peradaban yang luar biasa dan menunjukkan kebudayaan dan tradisi Pakistan yang sangat beragam.

Keberagaman dan keindahan yang luar biasa dari Pakistan, bentang alam yang sangat fenomenal dan kekayaan sejarah, budaya dan juga tradisinya.

"Pakistan telah menjadi tempat berbaurnya berbagai ras, kebudayaan dan sistem kepercayaan dan salah satu tempat tertua yang telah dihuni oleh manusia di muka bumi," katanya.

Pakistan dihuni oleh Suku Arya, Yunani, bangsa Arab, Persia, Turki dan juga Mongol. Bersama suku asli Dravida, mereka membangun peradaban lembah Indus yang sangat besar.

Dengan peradaban tersebut, wilayah Pakistan menjadi tempat lahirnya pemikiran-pemikiran dan kaya akan tradisi spiritual.

Pada bagian lain Dubes Aqil Nadeem menyampaikan perkembangan hubungan kedua negara di berbagai bidang dan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Pakistan akhir Januari.

"Semua presiden Indonesia termasuk Presiden Joko Widodo telah berkunjung ke Pakistan untuk meningkatkan hubungan kedua negara," katanya.

Khusus sejak pemberlakuan "Preferential Trade Agreement" (PTA) pada 2013, nilai perdagangan Indonesia dan Pakistan meningkat signifikan. Dari 1,6 miliar dolar AS pada 2013 menjadi 2,1 miliar dolar AS pada 2016. Presiden Jokowi berharap hubungan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Pakistan terus meningkat.

Jokowi menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain di Istana Kepresidenan Aiwan-e-Sadr, Islamabad, Pakistan, Jumat (26/1) malam.

"Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan dengan Pakistan dan membuka peluang untuk impor produk-produk lain dari Pakistan," kata Aqil Nadeem.

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018