Jombang (ANTARA News) - Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menjenguk keluarga Niko, korban hilang terbawa arus Sungai Catak Banteng di Desa Janti, Kabupaten Jombang, Jumat.

"Kami doakan semoga Niko segera ditemukan dan berharap ditemukan dalam kondisi selamat. Atas pertolongan Allah, tak ada yang tidak mungkin," ujarnya sembari memimpin doa bersama warga setempat.

Niko Arvani Ferdiansyah, pemuda 17 tahun dinyatakan hilang saat mandi di sungai yang saat itu debit air sangat tinggi dan deras, bahkan sungai yang berada di Kecamatan Mojoagung tersebut sempat meluap ke permukiman penduduk.

Saat kejadian, putra pasangan Saiful dan Khusnul Chotimah itu sedang mandi di sungai bersama sekitar empat rekannya, tapi derasnya arus membuat mereka hanyut dan satu orang tidak berhasil menyelematkan diri.

"Sampai saat ini Tim SAR masih mencari dan semoga segera ada kabar," ucap calon Gubernur yang berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno tersebut.

Sementara itu, pada kesempatan sama Gus Ipul juga sempat mengunjungi rumah terdampak banjir yang membuatnya prihatin, sekaligus berkomitmen untuk mencarikan solusi agar tak ada lagi banjir di sana.

Menurut dia, banjir di Jombang dan sejumlah daerah lain biasanya disebabkan beberapa faktor, antara lain banyak pendangkalan, ada tanggul yang disiapkan untuk menahan air jebol dan air tidak lancar sehingga perlu adanya penyelesaian.

Secara umum, kata dia, ada beberapa daerah rawan banjir, seperti di Sampang, Pasuruan, Lamongan dan Bojonegoro yang berpotensi banjir setiap tahun ketika hujan deras dan di antaranya ada yang bisa diatasi dengan biaya murah, ada juga diatasi dengan biaya mahal, serta diatasi tapi tetap banjir.

"Maka saya selalu datang selama ada kesempatan untuk mencari solusi. Masalah utamanya ada di anggaran terbatas, lebih-lebih ada 300 sungai lebih yang dalam penanganan provinsi, termasuk anak sungai. Ini merupakan PR yang membutuhkan penanganan serius dan penanganan priortitas," tuturnya.



Baca juga: Banjir besar di Jombang, ketinggian air sampai 2 meter

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018