Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menaikkan tingkat fleksibilitas harga serapan gabah Perum Bulog sebesar 20 persen dari harga pembelian pemerintah yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah atau Beras dan Penyaluran Beras Oleh Pemerintah.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa keputusan tersebut ditetapkan pada Rapat Koordinasi Bidang Ekonomi dan akan diberlakukan hingga April 2018.

"Fleksibilitas naik 20 persen untuk gabah. Kita akan evaluasi setiap saat, tetapi berjalan sampai April 2018 terlebih dahulu berdasar keputusan rakor," kata Enggartiasto seusai menghadiri diskusi PT Permodalan Nasional Madani (Persero) di Jakarta, Senin.

Berdasarkan Inpres 5/2015 besaran HPP Perum Bulog untuk gabah kering panen adalah Rp3.700 per kilogram di tingkat petani dan Rp3.750 per kilogram di tingkat penggilingan.

Sementara untuk gabah kering giling HPP ditetapkan Rp4.600 per kilogram di tingkat penggilingan dan Rp4.650 di gudang Bulog.

Dengan adanya fleksibilitas tersebut, maka harga pembelian gabah kering panen oleh Perum Bulog pada tingkat petani bisa berada di level RpRp4.440 per kilogram, sementara pada tingkat penggilingan menjadi Rp4.500 per kilogram. 


Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama Januari 2018 rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 8,42 persen atau menjadi Rp5.415 per kilogram, sementara di tingkat penggilingan naik 8,41 persen menjadi Rp5.508 per kilogram jika dibandingkan Desember 2017.

Pemerintah beberapa waktu lalu telah memutuskan untuk melakukan impor beras umum sebanyak 500 ribu ton. Diperkirakan pada akhir Februari 2018 sebanyak 281.000 ton beras akan masuk ke Indonesia. Enggartiasto menegaskan bahwa masuknya beras impor tersebut akan menjadi tambahan stok Perum Bulog.

"Beras impor itu akan masuk dulu ke gudang Bulog. Kita akan lihat perkembangannya, nanti bagaimana penyalurannya, tetapi masuk dulu sebagai stok cadangan. Sekarang stok Perum Bulog di bawah 650 ribu ton," tambah Enggartiasto.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras khususnya kualitas medium tercatat sudah mengalami penurunan tipis. Pada Jumat (9/2), rata-rata harga nasional Rp11.225 per kilogram, dan pada Senin (12/2) menjadi Rp11.215 per kilogram.


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018