Yogyakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I (Persero) menyatakan bahwa pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon, Kulon Progo, mendesak untuk dilakukan dikarenakan pengoperasian bandara yang ada saat ini sudah melebihi kapasitas.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan, Bandara Adisutjipto saat ini hanya memiliki kapasitas penumpang kurang lebih 1,8 juta penumpang, sementara jumlah penumpang yang dilayani mencapai 7,8 juta penumpang per tahun.

"Sudah melebihi kapasitas sejak 2012. Memang harus ada pembangunan bandara baru karena Yogyakarta merupakan kota kunjungan wisata kedua di Indonesia, setelah Bali," kata Agus dalam acara Media Visit Bandara Adisutjipto, di Yogyakarta, Jumat.

Berdasarkan catatan AP I, jumlah penumpang per tahun yang dilayani Bandara Internasional Adisutjipto terus mengalami peningkatan. Tercatat jumlah penumpang pada 2014 sebanyak 6,3 juta, naik menjadi 6,4 juta penumpang pada 2015. Pada 2016, jumlah penumpang melonjak menjadi 7,2 juta penumpang.

Saat ini, bandara yang dibangun pada 1938 tersebut melayani sepuluh maskapai dan memiliki 14 rute domestik serta dua rute internasional. Rata-rata jumlah penerbangan per hari mencapai 176 penerbangan komersial dan masih dipergunakan untuk latihan penerbangan Akademi Angkatan Udara.

Luas terminal di Bandara Adisutjipto hanya 13.382 meter persegi dan terbagi menjadi dua terminal untuk tujuan domestik dan internasional. Dibandingkan dengan bandara lain yang bertaraf internasional seperti Bandara Juanda Surabaya dengan luas terminal mencapai 51.500 meter persegi, Bandara Adisutjipto terbilang kecil.

Panjang landasan pacu hanya 2.200 meter dan menyebabkan tidak dapat dipergunakan oleh pesawat berbadan lebar untuk mendarat. Dengan keterbatasan tersebut, potensi yang hilang untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan baik dari domestik maupun internasional mencapai 50 persen dari jumlah penumpang saat ini.

"Sebanyak 50 persen potensi hilang karena keterbatasan tampung. Dengan jumlah seat yang terbatas, tidak ada penerbangan langsung dari luar negeri yang menggunakan pesawat berbadan lebar," kata Agus.

Saat ini AP I tengah melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan Bandara NYIA berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Pembebasan lahan untuk pembangunan bandara baru dengan kapasitas penumpang 14 juta per tahun tersebut saat ini mencapai 98,15 persen atau seluas 575,85 hektare dari total lahan yang dibutuhkan seluas 587,3 hektare.

Pada tahap pertama, luas terminal Bandara NYIA tahap pertama tersebut diperkirakan 142.150 meter persegi dengan 23 titik parkir pesawat dan landasan pacu sepanjang 3.250 meter. Dengan panjang landasan pacu tersebut, nantinya akan bisa melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 747-400.

Nantinya, pada pembangunan tahap kedua atau jangka panjang, luas terminal akan mencapai 194.428 meter persegi untuk melayani 20 juta penumpang per tahun. Selain itu akan ada 31 titik parkir pesawat dan landasan pacu yang diperpanjang menjadi 3.600 meter.

"Dengan landasan pacu sepanjang itu, artinya, pesawat terbesar di dunia bisa mendarat di NYIA," kata Agus.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018