Lahore (ANTARA News) - Unjuk rasa meletus di Pakistan, Kamis, setelah pemerkosaan dan pembunuhan seorang bocah berusia 7 tahun di distrik selatan, Lahore. Warga marah karena pihak berwenang juga dinilai gagal menyelidiki perkara tersebut.

Pembunuhan itu adalah yang ke-12 terjadi di kota Kasur dalam setahun dan menimbulkan kekhawatiran bahwa seorang pembunuh berantai mungkin bebas berkeliaran.

Dua orang tewas pada Rabu saat polisi menembaki pengunjuk rasa di Kasur dan penduduk setempat mengatakan bahwa sekolah, kantor dan pasar tetap ditutup di kota tersebut pada Kamis.

Unjuk rasa diadakan di semua kota dari Faisalabad di timur laut sampai kota metropolitan Karachi.

Di Lahore, ibu kota provinsi tempat Kasur berada, pengunjuk rasa menutup jalan utama, yang menghubungkan keduanya, menyebabkan lalu lintas di antara mereka ditangguhkan.

Polisi menemukan mayat Zainab Ansari di sebuah tempat pembuangan sampah di Kasur pada Selasa, empat hari setelah dia dilaporkan hilang.

Menteri utama provinsi Punjab, Shahbaz Sharif mengunjungi orang tua Zaenab Ansari untuk meyakinkan mereka bahwa pelakunya akan segera ditangkap, kata seorang juru bicara pemerintah provinsi.

"(Sharif) telah mengumumkan hadiah Rs 10 juta (90.000 dolar) untuk siapa saja yang memberikan informasi tentang penculik tersebut," kata juru bicara pemerintah Punjab Malik Muhammad Ahmad Khan kepada Reuters. Dia mengatakan tidak dapat dikesampingkan bahwa pembunuhan tersebut melibatkan pembunuh berantai.

Pejabat kepolisian yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa dua kerabat Ansari telah diinterogasi dan 26 warga setempat saat ini dalam tahanan dan diinterogasi. Dia menambahkan bahwa polisi sedang menunggu bukti forensik untuk dikumpulkan dan dianalisis.

Namun keluarga Ansari meragukan jika keadilan akan ditegakkan.

"Kami tidak memiliki harapan dari polisi, karena kami memberikan bukti kepada polisi termasuk rekaman CCTV, tapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa," kata paman Zainab, Hafiz Muhammad Adnan, kepada Reuters.

Adnan mengatakan bahwa penculik tersebut membuang mayat bocah itu setelah pihak-pihak yang melakukan pencarian beristirahat usai empat hari mencari.

"Tampaknya seolah-olah si penculik adalah orang lokal yang dikenal Zainab sehingga bocah itu mau dibawa, mungkin mengatakan kepadanya bahwa dia akan membawanya ke orang tuanya," katanya.

Sejumlah pejabat polisi telah dipindahkan ke luar wilayah karena gagal menyelidiki laporan anak-anak yang hilang sejak tahun 2015, ketika pihak berwenang menemukan apa yang mereka katakan adalah sebuah cincin pedofil yang terkait dengan keluarga lokal yang menonjol.

Setidak-tidaknya dua orang dihukum sehubungan dengan perkara tersebut, dengan pihak berwenang mengatakan bahwa ratusan anak-anak di distrik tersebut dilecehkan.

(G003/B002)

Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018