Balikpapan (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Mahyudin menegaskan sosialisasi empat pilar, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan upaya untuk menyegarkan kembali ingatan dan kesadaran sebagai bangsa.

Saat sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Markoni Atas, Balikpapan, Sabtu, Mahyudin mengatakan ingatan dan kesadaran berbangsa ini penting dipelihara demi keberlangsungan negara ini.

"Ancaman terbesar kita adalah perpecahan," kata mantan Bupati Kutai Timur itu, Kalimantan Timur itu.

Dikatakannya, ketika kesadaran sebagai sebuah bangsa yang terdiri atas berbagai suku, budaya, agama dengan cita-cita bernegara yang telah digariskan bersama mulai hilang maka perpecahan bukan sesuatu yang tidak mungkin.

Dua negara besar di Eropa, yakni Uni Soviet dan Yugoslavia, adalah contoh nyata pecahnya suatu negara menjadi beberapa negara.

"Tidak ada yang menduga bahwa Uni Soviet dan Yugoslavia bakal bubar," kata politikus Partai Golkar itu.

Perpecahan juga melanda sejumlah negara di Timur Tengah. Suriah dilanda perang saudara yang tak berkesudahan.

Mahyudin mengatakan, ketika kesatuan sebagai sebuah bangsa runtuh maka bukan tidak mungkin Indonesia kembali dijajah oleh bangsa lain.

"Mungkin di beberapa daerah belum terasa, tetapi di kota-kota besar kehidupan individualistik sudah sedemikian rupa," katanya.

Di sisi lain, kata dia, pihak asing terus berusaha menanamkan pengaruhnya, paham-paham yang tak sesuai dengan ideologi negara juga berusaha memengaruhi masyarakat, penghargaan atas kebinnekaan berkurang, dan berbagai ancaman lainnya.

Untuk itulah, kata Mahyudin, MPR turun ke masyarakat, mengingatkan kembali prinsip-prinsip bernegara, membangun kembali semangat persaudaraan dan persatuan.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017