Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pengarahan terakhir kepada prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Gedung Balai Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis.

"Tidak ada yang lebih penting, saya ingin sampaikan pada kesempatan ini. Saya bangga, saya hormat diberi kesempatan memimpin prajurit-prajurit hebat seperti kalian," kata Panglima TNI di hadapan 1.200 prajurit Kopassus.

Gatot, yang akan memasuki masa pensiun, akan digantikan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang sudah lolos uji kepatutan dan kelayakan DPR.

"Saya sebagai manusia biasa mohon pamit dari Panglima TNI. Izinkan saya menyimpan semua kebanggaan dan kehormatan di setiap detak jantung dan sanubari saya," katanya.

Mata Gatot berkaca-kaca saat berpamitan dengan para prajurit Kopassus. "Sebagai manusia saya minta maaf... khilaf semua itu... yakinlah karena rasa cinta," tuturnya.

Dia juga mengungkapkan kebanggaannya mendapat kesempatan untuk memimpin prajurit Kopassus.

"Saya tidak pernah menemukan keraguan kebimbangan dari prajurit komando. Bahkan, ketika risikonya nyawa, kalian tetap tegak berdiri sebagai prajurit, menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya dan sebagai penjuru tarikan nafasmu," tuturnya.

Ia pun mengingatkan para prajurit TNI agar tetap netral pada tahun politik. "Ingat TNI harus netral, tidak ada kata lain," katanya.

Gatot juga menuturkan pengalamannya saat masuk Akabri dan ingin menjadi bagian dari pasukan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang sekarang disebut Kopassus, demi mewujudkan keinginan almarhum ibundanya.

"Saya didesain dengan doa oleh ibu saya untuk menjadi prajurit seperti kalian dan pesan ibu saya kalau kamu masuk Akabri harus masuk RPKAD," tuturnya.

Gatot pun menjadi warga kehormatan Kopassus ketika menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Ia sempat menolak menjadi warga kehormatan Kopassus karena ingin melalui prosedur menjadi warga Kopassus seperti prajurit yang lain.

"Mungkin orang banyak yang bertanya kenapa di usia tak muda begitu menjalani tes prajurit komando. Tapi itulah yang aku serap sebagai prajurit komando, kami bukan prajurit hebat, tapi kami terlatih," kata Gatot, menceritakan tes prajurit komando yang dia jalani pada usia 55 tahun.

Gatot berharap Presiden Joko Widodo segera melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI agar sistem di tubuh TNI tetap berjalan.

"Saya sampaikan dalam menghadapi situasi ke depan setelah fit dan proper tes, kemudian DPR mengajukan persetujuan Marsekal Hadi jadi Panglima TNI, Presiden agar mengeluarkan keputusan jangan lama-lama dan segera dilantik dan saya akan segera sertijab," katanya.

Sebelum memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus, Gatot mendatangi Kostrad di Cilodong. Pada Jumat (8/12), dia berencana mendatangi Paskhas TNI Angkatan Udara lalu ke Korps Marinir.

Ketika hendak meninggalkan Mako Kopassus, sejumlah prajurit Kopassus telah menunggu di luar gedung. Para prajurit itu kemudian memanggul Jenderal Gatot beserta Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni menuju gerbang utama sambil menyanyikan Mars Komando.


Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017