Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, pemerintah baik di pusat maupun daerah telah siap mengantisipasi dampak letusan Gunung Agung di Bali.

"Jadi koordinasi sinergi antara pemerintah pusat dan pemda itu sudah kita lakukan, apa saja langkah selanjutnya itu tentu saja itu juga sudah dikoordinaskan dan sinergikan," katanya di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pemerintah siap dalam menangani pengungsian yang terjadi akibat letusan Gunung Agung tersebut.

"Ini radius 7 km sudah kita antisipasi kita akan ungsikan mereka ke mana, semua kabupaten,kota, gubernur juga sudah siap apa saja kebutuhannya itu juga sudah kita koordinasikan," katanya.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga menjaga agar turis tetap aman. "Berkaitan dengan turis, tentu saja kita juga akan menjaga seluruh turis yang ada di sana. Jadi bukan hanya penduduk. Tapi seluruh turis juga sudah kita berikan `warning`," katanya.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung di Kabupaten, Karangasem, Bali, dari level tiga (siaga) menjadi naik level empat (awas) pada Senin, pukul 06.00 WITA.

"Status ini kami naikkan karena melihat dari tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggil 3.142 mdpl ini pada Minggu (26/11) malam, pukul 21.00 WITA," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agungm, Desa Rendang, Karangasem, Senin.

Ia menerangkan erupsi dari fase freatik ke magmatik ini terlihat kepulan abu tebal yang terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak Gunung Agung.

Selain itu, erupsi kepulan abu terus menerus ini yang disertai erupsi eksplosif dan terdengar suara dentuman lemah hingga radius 12 kilometer dari puncak gunung, menandakan potensi letusan lebih besar mungkin akan segera terjadi.

Pewarta: M Arif Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017