Padang (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga menobatkan sebanyak 10 kabupaten dan kota di Indonesia menerima Anugerah Kabupaten/Kota Layak Pemuda tahun 2017 dalam malam penganugerahan di Padang, Sabtu (28/10) malam.

Dari 10 penghargaan yang diserahkan sembilan di antaranya disematkan kepada kota, yakni Bandung, Jawa Barat, Jakarta Utara (DKI Jakarta), Makassar (Sulawesi Selatan), Padang (Sumatera Barat), Tangerang (Banten), Ternate (Maluku Utara), Banda Aceh (Aceh), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Tangerang Selatan (Banten).

Sementara satu-satunya kabupaten yang dinobatkan layak pemuda untuk tahun 2017 adalah Bantaeng (Sulawesi Selatan).

Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan 10 kabupaten dan kota tersebut dinobatkan layak pemuda karena memiliki indikator regulasi, fasilitas, dan kemudahan akses untuk para pemuda beraktifitas, berwirausaha serta mengembangkan bakat.

"Mereka terpilih oleh tim independen karena dinilai memiliki kesungguhan dan keseriusan daerah-daerah tersebut dalam berperan dalam kepemudaan yang merupakan tonggak utama perkembangan wilayah," ujar Imam ditemui selepas malam penganugerahan.

Imam mengharapkan dengan terpilihnya 10 kabupaten dan kota tersebut menjadi daerah yang layak pemuda, menjadi dorongan bagi daerah-daerah lainnya agar kebijakan-kebijakan-nya pengembangan infrastruktur, anggaran dan kepemudaan betul-betul mengarah pada perkembangan positif kepemudaan sebagai penerus bangsa.

"Seiring dengan Peraturan Pemerintah (PP) 66/2017 tentang fasilitas pelayanan kepemudaan sehingga sekarang pelibatan pemuda sebagai subjek program bukan semata tanggung jawab Kemenpora sebagai penanggung jawabnya, tapi juga kementerian, lembaga lain dan masyarakat seluruhnya," kata dia.

Selain mendapatkan piagam dan piala seluruh kabupaten/kota penerima Anugerah Kabupaten/Kota Layak Pemuda tahun 2017 juga akan mendapatkan uang pembinaan senilai Rp100 juta.


Tantangan kepemudaan

Indonesia, lanjut Imam, akan mengalami bonus demografi dengan membludaknya jumlah pemuda beberapa tahun mendatang yang bisa menjadi keuntungan atau bencana bagi Indonesia.

"Sehingga dengan regulasi-regulasi saat ini, diarahkan oleh pemerintah untuk membuka jalan bagi anak muda untuk memacu kreatifitas, kemampuan hingga membuka jaringan pasar demi daya saing pemuda itu sendiri di kemudian hari," ujar dia.

Selain itu, menurut Imam, tantangan lainnya bagi pemuda di era digital dengan keterbukaan informasi yang luas saat ini, salah satunya adalah dalam hal berita bohong (hoax) baik sebagai korban, bahkan sebagai pelaku.

"Digitalisasi seharusnya untuk mempromosikan dan mengkomunikasikan karya-karya para pemuda. Sesungguhnya itu yang harusnya kita perkuat, caranya adalah penguatan keyakinan spiritual, agama, budaya luhur bangsa Indonesia dan kreatifitas mereka. Karenannya di sini peran keluarga, pendidikan, pemerintah, masyarakat seluruhnya penting untuk turut serta," tutur Imam menambahkan. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017