Jakarta (ANTARA News) - Ketua Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI Satya Widya Yudha mengatakan komitmen Indonesia soal pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) bisa mencontoh negara India.

Menurut dia, hubungan bilateral antara Indonesia dan India dalam kerja sama di sektor-sektor strategis harus saling menguntungkan dengan kedua negara sama-sama bisa saling memanfaatkan potensi sumber daya energi yang dimilikinya.

"Indonesia dan India sama-sama memiliki visi pengembangan energi baru dan terbarukan dengan memanfaatkan potensi sumber dayanya. India sudah lebih maju dalam penerapannya. Sementara Indonesia baru memulai ke arah sana. Inilah pentingnya mengusung kerja sama RI-India di sektor strategis yang bertumpu pada energi baru dan terbarukan di masa depan," kata Satya usai bertatap muka dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Republik India Raj Kumar Singh di New Delhi, India, Selasa (26/9) seperti disampaikan dalam rilis di Jakarta, Kamis.

Turut serta dalam delegasi GKSB DPR RI antara lain Bagus Adhi Mahendra Putra (F-PG), Anita Jacoba Gah (F-PD), Nur Hasan Zaidi (F-PKS), Djenri Alting Keintjem (F-PDIP), TB Soemandjaja (F-PKS), dan Andi Jamaro Dulung (F-PPP).

Satya yang juga Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) mengatakan, pertemuan GKSB DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya India merupakan bagian dari jalinan bilateral yang selama ini sudah berjalan baik.

Sebelumnya, pada Mei 2017, Menteri ESDM RI Ignasius Jonan juga telah berkunjung ke India dalam rangka penjajakan kerja sama di sektor energi.

"Ada peluang cukup strategis yang bisa digarap dalam kerja sama RI-India tersebut," kata Satya.

Dalam pertemuan yang juga didampingi Duta Besar Indonesia di India Arto Suryodiporo tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya India Raj Kumar menyebutkan bahwa setidaknya ada 11 komitmen investasi dari India di sektor energi di Indonesia.

"Ada potensi kerja sama di sektor strategis yang harus ditindaklanjuti antara kedua negara. Sektor energi memiliki peluang yang cukup besar. Komitmen investasi India di Indonesia sangat ditunggu terlebih saat ini perdagangan antara India dan Indonesia masih surplus di pihak Indonesia," papar Satya.

Sektor EBT di India sudah lebih maju.

Berdasarkan International Energy Statistics (2016), India telah menjadikan EBT sebagai sumber energi dengan persentase sebesar 19,11 persen dari total konsumsi yang didominasi dari energi tenaga air.

Saat ini, produksi EBT di India terus ditingkatkan yakni pada 2016 kapasitasnya 40 GW dan ditargetkan pada 2022 menjadi 175 GW yang terdiri dari 100 GW (solar power), 60 GW (win power), 10 GW (bio power) dan 5 GW (hydro power).

Baru-baru ini, Negeri Bollywood tersebut juga menggulirkan kebijakan program mobil listrik massal. Ditargetkan pada 2030 mendatang penjualan mobil baru semuanya berbasis tenaga listrik.

Dalam waktu dekat juga, India akan meluncurkan 100.000 unit bus dan becak bermotor listrik di New Delhi.

"Kita harus bisa belajar dari India bagaimana pengembangan EBT sebagai energi masa depan untuk terus ditingkatkan kapasitasnya. Indonesia perlu komitmen lebih besar lagi menjadikan EBT sebagai energi utama ke depan karena kita memiliki potensi yang cukup besar," ujar Satya.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017