Bekasi (ANTARA News) - Kepolisian Sektor Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, menguji dua sampel hidangan spageti dan susu sapi di laboratorim menyusul peristiwa keracunan yang dialami  puluhan siswa sekolah dasar di Jatiasih, Selasa.

"Ada dua item yang diduga menjadi pemicu keracunan para siswa, yakni spageti dan susu sapi yang dihidangkan salah satu wali murid sekolah. Kita sedang cek laboratorium," kata Kepala Unit Reskrim Polsek Jatiasih AKP Umar Wirahadi di Bekasi.

Menurut dia, pihak medis Rumah Sakit Bhakti Husada Jatiasih telah memastikan bahwa 14 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Annisa Jatiasih, yang sekarang dalam penanganan medis,  dinyatakan positif mengalami keracunan makanan.

Menurut dia, hidangan spageti dan susu sapi dari salah satu wali murid kelas II sekolah tersebut diberikan pada pukul 10.00 WIB, satu jam kemudian siswa yang menyantapnya mengalami mual dan muntah.

"Diperkirakan jumlah korbannya lebih dari 14 karena siswanya mencapai ratusan orang. Sebagian lagi dirawat di rumah sakit terpisah," katanya.

Menurut dia, agenda pembagian menu makanan itu berkaitan dengan rangkaian perayaan 1 Muharam 1438 Hijriyah/ 2017 Masehi.

"Saat ini sampel spageti dan susu sapinya sedang kita kirim ke Laboratorium Forensik Polri untuk memastikannya. Sampel itu kita cari di sekolah siswa," katanya.

Wirahadi menyayangkan pihak sekolah yang yang tidak terbuka atas informasi itu, karena pihak kepolisian baru memperoleh kabar pada pukul 17.00 WIB.

"Seharusnya sekolah kooperatif dengan kepolisian dengan membuat laporan saat ada kejadian, tapi ini tidak sama sekali. Bagaimana kalau ternyata ada korban meninggal," katanya.

Wirahadi memastikan sebagian siswa di RS Bhakti Husada mulai pulih dari keracunan dan satu per satu mulai pulang ke rumahnya setelah dijemput orang tua dan keluarga.

"Tidak ada yang mengalami penyakit akut. Mereka hanya pusing saja dan sempat muntah. Pukul 19.00 WIB sebagian sudah pulang," katanya.

Pihaknya mengaku telah memanggil kepala sekolah dan sebagian guru untuk meminta keterangan mereka seputar kejadian itu.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017