Jakarta (ANTARA News) - Gauri Lankesh, jurnalis senior asal India yang dikenal karena kritiknya terhadap ekstremis Hindu sayap kanan, tewas ditembak di rumahnya pada Selasa malam.

Menurut polisi, setidaknya ada tiga tersangka terlibat.Lankesh ditemukan tewas di beranda sekitar pukul 8 malam dengan luka peluru di kepala dan dadanya. Berdasarkan laporan televisi, tujuh peluru ditembakkan dan tiga kena sasaran.

Lankesh (55), merupakan anak perempuan penyair sekaligus jurnalis kenamaan P Lankesh .


Perempuan jurnalis itu merupakan editor dari Gauri Lankesh Patrike, sering menulis mengenai organisasi Sangh dan kekerasan komunal di India.

“Ini bukan kematian seorang jurnalis, tapi kematian demokrasi dan nilai konstitusional. Dia telah bersuara melawan kekerasan komunal bersama kami dan kami tahu bahwa kami semua dalam bahaya. Tapi kami tidak menduga hal ini,” kata K.L. Ashok dari Komu Soharda Vedike yang berbasis di Karnataka (Communal Harmony Forum), yang bekerja sama dengan Lankesh.

Ashok berkata bahwa “tidak diragukan lagi” bahwa pembunuhan Lankesh merupakan bagian dari konspirasi yang lebih besar untuk membunuh gagasan rasionalis.


“Narendra Dabholkar, Grovind Pansare, M.M. Kalburgi dan sekarang Gauri Lankesh. Mereka semua adalah pemikir rasionalis, dan karena itulah mereka dibunuh,” tambahnya.

Pada tahun 2015, pemikir beraliran kiri professor M.M Kalburgi ditembak mati dengan cara yang sama oleh seorang pria bersenjata tak dikenal di depan pintu rumahnya.

Wakil Komisaris Bengaluru dari kepolisian M.N. Anucheth mengatakan, “Terlalu dini untuk mengomentari masalah ini, kami tidak dapat mengungkapkan rincian lebih lanjut saat ini.”

Politisi Karnataka, Menteri Dalam Negeri Ramalinga Reddy mengatakan bahwa ada dua kamera CCTV dan tiga tim polisi sedang menangani kasus tersebut.

Pada November, Lankesh dipidanakan oleh pengadilan karena mencemarkan nama baik dua politisi lewat  artikel pada tahun 2008. Dia dijatuhi hukuman enam bulan penjara dan denda 10.000 rupee. Lankesh akhirnya mendapat penangguhan penahanan.

Wartawan serta beberapa politisi mengecam pembunuhan tersebut.

Tak lama setelah pembunuhan tersebut, Menteri Utama Karnataka Siddaramaiah mengungkapkan keterkejutannya dalam postingan di Twitter, “Sebenarnya, ini adalah pembunuhan terhadap demokrasi. Dalam kepergiannya, wilayah Karnataka telah kehilangan suara progresif yang kuat, dan saya telah kehilangan seorang teman.”

Demikian seperti dilaporkan Hindustantimes.com

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017