Jakarta (ANTARA News) - Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari berpendapat gestur dan ucapan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono semalam tidak sinkron, tepatnya saat mengatakan ingin bicara blak-blakan dengan Presiden Joko Widodo.

Saat itu, tangan kanan SBY memegang mikrofon, sementara tangan kirinya diangkat, kelima jari terentang dan telapak tangannya menghadap ke luar. (Baca: SBY ingin bicara "blak-blakan" dengan Jokowi)


Sumber: Youtube-CNN Indonesia

Monica menjelaskan pikiran, emosi dan tubuh punya sistem yang sinkron. 

"Saat  pikiran mengatakan ingin bicara keterbukaan - bila diikuti dengan  emosi yg ikhlas (kredibel) maka direspons tubuh dengan gerakan tangan terbuka - bukan dengan gerakan yang justru malah seperti terkesan menolak," jelas Monica kepada ANTARA News, Kamis.

Bahasa tubuh lebih dominan ketimbang perkataan, kata Monica, sebab bahasa tubuh merupakan respons bawah sadar yang tidak bisa ditutup-tutupi.

Dia juga menganalisis suara dan tone berbicara SBY yang disebut berbeda dari biasanya.

"Terjadi perubahan emosi," kata dia.

Suara SBY biasanya semangat berapi-api, namun pada konteks ini suaranya jadi lebih lembut dan lambat.

"Apa indikasinya? Terjadi keragu-raguan atas apa yang diucapkannya."


Sumber: Youtube-CNN Indonesia

Sementara itu, saat SBY bicara masalah penyadapan, papar Monica, ada emosi kemarahan yang coba ditahan.

"Masalah penyadapan ilegal ini bisa terjadi saat pemilihan pemimpin... rahasia apapun bisa ketahuan.. masalah penyadapan ilegal ini sangat serius..sangat serius..." (Baca juga: SBY minta penyadapan terhadap dirinya diusut tuntas)

"SBY dua kali mengucapkan itu.. Emosinya kemarahan yang coba ditahan. Kalau dilihat dari micro expression, ada lipatan bibir ke dalam," ungkap Monica.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017