Garut (ANTARA News) - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang berencana untuk menambah dua sumur produksi pada 2017 sebagai tambahan kapasitas uap untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Kabupaten Bandung.

"Tahun depan rencananya ada dua sumur, kami menyebutnya make up well atau sumur produksi untuk tambahan (kapasitas)," kata Manager Maintenance PGE Area Kamojang Faiq Kautsar di Garut, Selasa.

Kapasitas dua sumur tersebut diperkirakan bisa menambah 10 persen dari kapasitas total pembangkit di lapangan panas bumi tersebut yang kini berkapasitas 235 MW.

Tambahan 10 persen kapasitas atau sekitar 20 MW itu diperlukan agar produksi panas bumi bisa tetap stabil dan mencukupi kebutuhan pembangkit.

Pasalnya, menurut Faiq, ada kecenderungan penurunan produksi di lapangan panas bumi yang telah lama dibuka sehingga perlu terus ada penambahan sumur baru setiap 3 tahun.

"Sumur geothermal itu ada kecenderungan penurunan (produksi). Yang baru beroperasi itu produksinya bisa 8 persen per tahun, tetapi sumur lama grafiknya lama-lama cenderung stabil sekitar 3 persen per tahun. Makanya 3 tahun sekali kami bor make up well," ujarnya.

Faiq juga menjelaskan, dengan penambahan kapasitas 10 persen, diharapkan bisa meningkatkan produksi sehingga pemboran sumur tidak perlu dilakukan setiap tahun.

"Jadi tambahan kapasitas 10 persen itu tujuannya agar tidak perlu ngebor tiap tahun. Mobilisasinya kan mahal, makanya pengeboran beberapa sumur itu dilebihkan supaya cukup untuk beberapa tahun berikutnya," katanya.

Ia menuturkan, satu sumur membutuhkan biaya sekitar 5 juta dolar AS hingga 7 juta dolar AS.

PGE Area Kamojang memasok uap untuk PLTP Unit I Kamojang yang dikelola PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero). Dari lima unit pembangkit listrik di Area Kamojang, Unit I, II dan III dikelola Indonesia Power, sedangkan Unit IV dan Unit V dikelola sendiri oleh PGE Area Kamojang.

Lapangan panas bumi Kamojang diklaim sebagai salah satu lapangan terbaik dunia karena uap yang dikeluarkan sangat kering dengan kelembaban rendah.

Sejak pemboran sumur panas bumi pertama oleh tim peneliti Kolonial Belanda pada 1926, Pertamina baru mengelola lapangan Kamojang pada 1983.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016