Surabaya (ANTARA News) - Hari pertama pendaftaran Calon Gubernur (Cagub) DPW PKB Jawa Timur, Selasa, diramaikan dengan hadirnya Kiki atau Hermawan Sulistyo (pengamat politik), Djoko Subroto (mantan Pangdam V/Brawijaya), dan Dr KH Ali Maschan Moesa MSi (ketua PWNU Jatim). "Mas Kiki datang sendiri dengan didampingi sejumlah tim suksesnya, namun pak Djoko Subroto didaftarkan utusannya Badrul Hariadi dan pak Ali didaftarkan Ketua DPC PKB Gresik Ahmad Nadzir," ujar koordinator pendaftaran cagub-cawagub PKB Jatim, M Mas`ud Adnan. Menurut Wakil Ketua DPW PKB Jatim itu, ketiga calon itu umumnya hanya mengambil formulir pendaftaran dengan membayar Rp999.000 atau membayar Rp1 juta dengan uang kembali Rp1.000,- "Sebenarnya ada satu calon independen yang datang untuk mendaftar yakni Sudarmawan dari Jalan Barata, Surabaya, tapi dia tidak membayar Rp999.000 dan akhirnya mundur," tegasnya. Pengamat politik dari LIPI Hermawan Sulistyo alias Kiki merupakan pendaftar pertama, karena hari pertama pendaftaran dibuka pukul 10.00 WIB, namun Kiki tiba di kantor sekretariat pendaftaran pukul 10.45 WIB. "Saya serius, tapi yang paling repot memang saya sering dianggap tidak serius, karena itu kalau sampai tidak jadi, maka saya akan mengkampanyekan golput saja," tuturnya sambil menerima formulir dan kuintasi dari koordinator pendaftaran, Mas`ud Adnan. Sementara itu, Djoko Subroto didaftarkan anggota tim suksesnya, Badrul Hariadi. Utusan mantan Pangdam V/Brawijaya itu mengambil formulir cagub dan membayar Rp999.000,- kepada koordinator pendaftaran. "Pak Djoko sudah datang ke DPW PKB Jatim pada Senin (16/4) dengan sejumlah kiai, diantaranya KH Nawawi dari Pesantren Sidogiri, Pasuruan, namun pendaftaran belum dibuka, tapi beliau serius dan akhirnya mengirim utusan pada Selasa (17/4) siang," tutur Mas`ud Adnan. Calon berikutnya adalah Dr KH Ali Maschan Moesa MSi yang didaftarkan Ketua DPC PKB Gresik, Ahmad Nadzir. "Saya yang mendaftarkan, karena pak Ali sampai sekarang belum memutuskan untuk maju atau tidak," ujarnya. Selain itu, katanya, Ali Maschan mentradisikan kultur NU yang tidak boleh minta-minta jabatan. "Karena itu, saya dan teman-teman dari DPC Gresik `sowan` (silaturrahmi) kepada beliau," ungkapnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007