Tanjung (ANTARA News) - Polisi belum menangkap pelaku pencurian 183 buah detonator yang raib di salah satu warehouse PT Adaro Indonesia di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Menurut Kabag Ops Polres Tabalong AKP Fauzan Arianto di Tanjung, Jumat, pencarian tersangka dan barang bukti  berupa alat pemicu bom pun masih dilakukan menyusul dibentuknya tim gabungan Polres setempat bersama Polda Kalsel.

"Saat ini kepolisian sudah membentuk tim gabungan dan secara intensif masih mencari pelaku termasuk barang
bukti berupa detonator milik PT Adaro Indonesia yang hilang," katanya.

Hilangnya detonator milik perusahaan pemegang ijin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) ini diakui General Manager Hubungan Eksternal PT Adaro Indonesia Rizki Dartaman.

"Benar, Rabu dinihari telah terjadi pencurian barang operasional pertambangan berupa detonator di salah satu ware haouse PT Adaro Indonesia dan kejadian ini sudah kita serahkan ke kepolisian untuk ditindaklanjuti," katanya.

Dampak dari kejadian ini menyebabkan Adaro menghentikan kegiatan peledakan di sejumlah lokasi tambang yang tersebar di Kabupaten Tabalong, Balangan maupun Barito Timur (Kalimantan Tengah).

Terpisah Ketua Komisi I DPRD Tabalong Kusmadi Uwis menyatakan kejadian ini tentu mencoreng nama baik aparat keamanan maupun PT Adaro Indonesia sendiri mengingat sebagai salah satu obyek vital nasional selama ini sistem pengamannya sudah cukup baik.

"Pengamanan di Adaro selain melibatkan anggota Polres, TNI juga ada satuan pengamanan swasta namun kejadian raibnya ratusan detonator jelas masih ada kelemahan sistem pengamanan di obyek vital nasional ini," jelas Kusmadi.

Karena itu aparat keamanan harus segera menyelidiki dan menemukan pelakunya agar alat pemicu bom ini tidak disalahgunakan apalagi sampai mengganggu keamanan di Kalimantan Selatan khususnya dan nasional umumnya.

Pewarta: Herlina Lasmianti
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016