Bojonegoro (ANTARA News) - Perajin di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan menggelar "Festival Tahu" untuk memperkenalkan produk tahu kepada warga luar daerah, pada 18 September.

Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Kabupaten Bojonegoro Arifin, di Bojonegoro, Rabu, menjelaskan, festival tahu yang akan digelar itu merupakan yang pertama kalinya.

Meski demikian, katanya, sebanyak 110 perajin tahu di desa setempat mendukung pelaksanaan "Festival Tahu" di desa setempat.

"Semua perajin mendukung pelaksanaan festival tahu," ucapnya menegaskan.

Lebih lanjut ia menjelaskan produksi tahu di desa setempat selama ini pemasarannya tidak hanya lokal, tapi juga keluar kota, mulai Lamongan, Tuban, Gresik, Surabaya, bahkan juga Blora Jawa Tengah.

Hanya saja masyarakat luar daerah yang mengkonsumsi tahu produksi desanya itu belum tahu pasti desa penghasilnya.

"Adanya festival tahu agar masyarakat luar daerah tahu bahwa tahu yang selama ini dimakan produksi Desa Ledokkulon," ucapnya menegaskan.

Dalam festival itu, katanya, perajin akan membuat gunungan tahu dengan cara patungan dengan jumlah sekitar 400 bak, masing-masing bak berisi berkisar 200-300 tahu.

Tahu-tahu itu akan disusun menjadi satu dengan cara ditempelkan sehingga menjadi sebuah gunungan tahu.

"Soal tingginya masih diperhitungkan. Tapi gunungan itu berisi tahu yang ditempelkan dan pengunjung bisa mengambil tahu secara gratis," jelas dia.

Menurut dia, produksi tahu di desanya memiliki keunggulan dibandingkan dengan tahu produksi lain daerah karena tanpa bahan pengawet.

Oleh karena itu, lanjut dia, perajin tidak bisa memenuhi permintaan berbagai pihak terkait produksi setempat dikembangkan menjadi keripik tahu.

"Kalau tanpa bahan pengawet dijadikan keripik hanya dalam dua hari sudah basi," ucapnya menambahkan.

Ia menambahkan warga di desanya juga memiliki produk unggulan lainnya yaitu ayam potong dan batu bata merah.

"Program warga selanjutnya juga akan menggelar festival ayam potong dan festival batu bata merah," tambahnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016