Jakarta (ANTARA News) - Pencegahan terorisme di wilayah Ibu Kota juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang diterapkan melalui aplikasi pada ponsel pintar (smart phone) berbasis Android dan iOS.

Aplikasi itu bernama Qlue, yang dibuat oleh perusahaan lokal pengembang aplikasi TerralogiQ. Aplikasi tersebut memungkinkan warga untuk melaporkan segala permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, misalnya kemacetan, jalan rusak, banjir, pelanggaran, dan pedagang kaki lima.

Melalui teknologi geo-tagging, masyarakat dapat melaporkan setiap keluhan yang langsung diterima oleh aparat terkait di wilayah tersebut. Aparat harus segera menindaklanjutinya dengan cara mengunggah bukti kegiatannya sehingga secara otomatis terkirim kepada warga yang telah menyampaikan keluhannya itu.

"Qlue adalah media sosial pelaporan pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Qlue membuat layanan pengaduan menjadi lebih efisien dan efektif. Aplikasi ini juga sekaligus menolong pemda untuk memperoleh berbagai macam data secara terintegrasi," kata CEO TerralogiQ Rama Raditya.

Baru-baru ini, Qlue menambah kategori baru khusus layanan pengaduan yang berkaitan dengan terorisme, yaitu Potensi Teroris. Dalam kategori tersebut, Qlue bekerja sama dengan pemerintah dan kepolisian setempat untuk meneruskan laporan agar ditindaklanjuti dengan cepat.

Laporan dalam kategori tersebut akan dipublikasikan juga kepada warga setempat sehingga warga dapat mengetahui, siap siaga sekaligus menyebarkan informasi itu kepada warga lainnya demi keselamatan bersama.

Beberapa hal atau peristiwa yang dapat dilaporkan warga dengan label "Potensi Teroris" itu, antara lain, potensi sarang atau keberadaan teroris, orang-orang mencurigakan, aksi teroris, dan penemuan objek atau barang yang mencurigakan.

"Sebagai salah satu media sosial yang menunjang konsep smart city di Kota Jakarta, aplikasi Qlue membantu pemerintah untuk menyampaikan informasi yang beredar di tengah masyarakat, termasuk yang berhubungan dengan terorisme," ungkap Rama.

Ahok memberikan apresiasi terhadap keberadaan aplikasi tersebut. Dia pun meminta agar masyarakat benar-benar memanfaatkan Qlue, terutama label "Potensi Teroris" untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan terorisme di lingkungannya masing-masing.

"Kalau warga melihat ada orang-orang atau barang-barang yang mencurigakan di wilayahnya sendiri, langsung saja laporkan melalui aplikasi Qlue. Jangan tunggu sampai ada korban jiwa dulu, baru kemudian melapor," tutur mantan Bupati Belitung Timur itu.


Peran Bersama
Kehadiran aplikasi Qlue dinilai cukup membantu kinerja para pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, terutama untuk pengawasan. Hal tersebut diakui oleh Camat Tanah Abang Hidayatullah.

"Dengan adanya aplikasi Qlue, sekarang tugas pengawasan kami jadi lebih mudah. Karena bukan cuma kami yang mengawasi lingkungan, melainkan masyarakat setempat juga ikut peduli memperhatikan kondisi lingkungannya," kata Hidayatullah.

Menurut dia, aplikasi tersebut dapat menimbulkan rasa kepedulian masyarakat.

Ia berharap warga dapat berperan aktif melaporkan permasalahan apa pun yang ditemui di lingkungannya, tak terkecuali masalah terorisme.

"Sumber daya kami kan terbatas, jadi tidak bisa melakukan pemantauan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami butuh peran dari masyarakat untuk ikut aktif memberi tahu masalah apa saja yang ada di lingkungan. Demi keamanan dan kenyamanan bersama," ujar Hidayatullah.

Sementara itu, terkait dengan kinerja para pejabat di lapangan, terutama para lurah dan camat, Ahok mengaku terus menyorotinya. Menurut dia, seorang pimpinan wilayah harus mengetahui dan mengenal lingkungannya beserta warganhya dengan baik.

"Sudah sering kali saya ingatkan, lurah, camat, RT, dan RW harus tahu, harus kenal baik sama wilayah yang dipimpinnya sekaligus warganya, termasuk kalau tahu ada aktivitas yang mencurigakan di lingkungannya, harus segera dilaporkan ke pihak berwajib," tutur Ahok.

Ia mengungkapkan seorang pemimpin wilayah harus memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap warganya dalam permasalahan apa pun, termasuk terorisme. Apabila sensitivitas itu tidak dimiliki oleh pemimpin wilayah, segala aktivitas bisa saja terjadi di lingkungannya.

Di sisi lain, dia pun meminta agar masyarakat secara aktif menggunakan berbagai aplikasi yang sudah disiapkan oleh Pemprov DKI, salah satunya Qlue, untuk melaporkan segala permasalahan yang ditemui di lapangan sehingga dapat segera diselesaikan.

"Kalau mau jadi lurah, camat, ketua RT atau ketua RW harus perhatian. Kalau masalah-masalah kecil saja sudah tidak peduli, bagaimana dengan masalah yang besar, seperti terorisme? Di satu sisi, warga juga harus peduli sama lingkungannya, segera lapor kalau melihat ada yang tidak beres. Intinya, semua pihak harus bahu-membahu dalam menghadapi masalah, termasuk ancaman terorisme," ungkap Ahok.

Oleh Cornea Khairany
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016