Jakarta (ANTARA News) - Petugas Polda Metro Jaya membongkar praktik aborsi di Jalan Cisadane dan Jalan Cimandiri, Menteng, Jakarta Pusat, melalui proses penyelidikan dan penyamaran berdasarkan informasi dari website yang mencantumkan nomor kontak.

"Sebulan lalu kita sudah melakukan upaya penyelidikan," kata Kepala Subdirektorat Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Adi Vivid di Jakarta Kamis.

Selama sebulan itu penyidik telah beberapa kali melalui kontak telepon berusaha mencari informasi praktik aborsi namun gagal karena pelaku mencurigai dan mengetahuinya sehingga mengganti penyidik yang bertugas menyamar.

Adi mengungkapkan salah seorang calo dan pelaku berperan menerima telepon dari petugas yang menyamar sebagai calon pasien berjanji untuk bertemu di rumah makan siap saji.

Saat pertemuan itu, pelaku akan mendalami dan menilai calon pasien layak atau tidak menjalani proses aborsi, serta menyuruh mendatangi klinik yang menjadi tempat aborsi.

"Tujuan bertemu pasien itu untuk mengetahui apakah orang ini benar sebagai pasien yang akan aborsi," ujar Adi seraya menambahkan sindikat itu terdiri dari pelaku berperan sebagai dokter praktik, dokter gadungan, calo di pinggir jalan dan pemberi informasi.

Setelah yakin orang yang ditemui sebagai pasien maka pelaku akan melakukan aborsi dengan biaya sesuai dengan usia kandungan antara Rp2,5 juta hingga Rp10 juta.

Kepada polisi, pelaku mengaku telah menjalankan praktik aborsi selama empat tahun di lokasi Jalan Cisadane, sedangkan klinik di Cimandiri belum lama karena tercium bau amis yang diduga berasal dari darah dan tulang janin.

Sebelumnya, petugas Polda Metro Jaya menggerebek dua klinik aborsi ilegal di Jalan Cisadane dan Cimandiri, Jumat 19 Februari lalu.

Polisi menangkap 10 tersangka, meliputi seorang dokter umum, seorang dokter gadungan, tiga asisten dokter dan beberapa calo.

Polisi juga menemukan 10 hingga 15 potongan diduga tulang janin bayi yang diaborsi pada dua klinik itu.

Saat ini, tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri bersama Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya meneliti potongan benda itu guna memastikan tulang janin bayi atau bukan.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016