Palembang (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi bahwa 10 daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 17 kabupaten dan kota itu berpeluang hujan ringan.

"Hari ini kondisi cuaca di Palembang, Baturaja, Lahat, Musirawas, Musirawas Utara, Sekayu, Pangkalanbalai, Muaradua, Tebingtinggi, dan Pagaralam diprakirakan hujan ringan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Senin.

Sedangkan tujuh kota lainnya yakni Kayu Agung, Muaraenim, Pali, Martapura, Indralaya, Lubuklinggau, dan Prabumulih diprakirakan berawan.

Dia menjelaskan, kota yang diprakirakan hujan ringan itu memiliki suhu udara berkisar 23-33 derajat Celsius, kelembapan udara berkisar 52-97 persen, kecepatan angin sekitar 25 km/jam dengan arah angin daerah ini seluruhnya menuju tenggara.

Sementara kota yang diprakirakan berawan itu memiliki suhu udara berkisar 23-35 derajat Celsius, kelembapan udaranya berkisar 46-95 persen, kecepatan angin berkisar 25-30 km/jam dengan arah angin daerah ini sebagian besar menuju tenggara, katanya.

Menurit dia, hujan yang mulai mengguyur wilayah Sumsel pada November 2015 ini diprakirakan akan cukup sering dan diharapkan dapat segera mengatasi masalah kabut asap yang telah mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat sejak akhir Agustus lalu.

Meskipun mulai ada tanda-tanda banyak turun hujan, masyarakat diimbau agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan karena suhu udara masih cukup tinggi, kata Indra.

Menghadapi kondisi cuaca tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan dan satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan terus berupaya melakukan berbagai tindakan antisipasi karena peluang terjadinya kebakaran hutan dan lahan masih cukup tinggi.

Wakil Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumsel Yulizar Dinoto menjelaskan dalam kondisi cuaca mulai ada hujan beberapa hari terakhir ini sangat membantu tugas pihaknya mengatasi bencana kabut asap.

Untuk menjaga kondisi semakin baik, pihaknya tetap melakukan operasi darat dan udara di daerah yang terdeteksi titik panas, serta mengupayakan hujan buatan (teknologi modifikasi cuaca/TMC), dan menggelar shalat minta hujan agar intensitas hujan semakin tinggi dan normal sesuai dengan musimnya hingga provinsi ini benar-benar terbebas dari asap, ujar Yulizar.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015