Bengkulu (ANTARA News) - Rencana tanam raya komoditas pertanian padi yang akan digelar Kota Bengkulu akhirnya terpaksa mundur hingga Desember 2015.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Bengkulu Matriani Amran, di Bengkulu Jumat, gagalnya realisasi tanam raya oleh karena kemarau panjang yang diprediksi masih akan berlangsung sampai akhir November 2015.

"Kita tidak bisa melawan alam. Kalau air tidak ada, bagaimana mau menanam," kata dia.

Rencananya, akhir Oktober 2015, Pemerintah Kota Bengkulu bersama kelompok tani setempat akan menggelar tanam raya pada lahan seluas 557 hektare.

"Kita tidak bisa paksakan tetap tanam sekarang, karena hasilnya jadi puso," katanya.

Hampir seluruh, dari 2.000 hektare sawah di Kota Bengkulu tidak mendapatkan pengairan memadai, air dari Sungai Muara Bangkahulu tidak mampu mencapai lahan sawah.

Sejumlah petak sawah berada jauh dari akses sungai, sumur bor pun tidak mampu memenuhi kebutuhan air. Sedangkan yang berada di sekitar sungai lahannya lebih tinggi, berada di atas permukaan air sungai.

"Kemarau ini, debit air sungai berkurang. Jadi semakin tidak menjangkau sawah," katanya.

Semua upaya sudah dilakukan agar produksi padi tetap optimal, termasuk berupaya meralisasikan irigasi baru demi mengairi 800 hektare sawah yang kekeringan.

"Karena ini kondisi alam, kita tetap menunggu musim hujan, baru tanam," ucapnya.

Seharusnya, jika pengairan optimal atau tidak kekeringan, satu hektare sawah mampu menghasilkan gabah kering giling sebanyak empat sampai lima ton per hektare atau jika menggunakan teknologi pertanian, hasil gabah bahkan meningkat menjadi sembilan ton per hektare.

Jika dari 2.000 hektare sawah di Bengkulu, bisa mendapatkan pengairan tetap setiap tahun dan mampu ditanam tiga kali, artinya hasil produksi padi bisa mencapai 24.000 sampai 30.000 ton per tahun.

"Tapi tahun 2015 karena kemarau hampir sepanjang tahun, hasil produksi anjlok hingga 70 persen," ujarnya.

Pewarta: Boyke LW
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015