Jakarta (ANTARA News) - Cendekiawan Muslim Komarudin Hidayat menyatakan, dirinya akan menyampaikan aspirasi umat Islam Indonesia yang merasa terlukai atas kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat (AS) yang menuduh pesantren/madrasah sebagai sarang teroris kepada Presiden George W Bush. "Saya akan menyampaikan aspirasi umat Islam Indonesia yang terlukai atas kebijakan luar negeri Presiden George W Bush," katanya kepada ANTARA News, di Jakarta, Sabtu. Menurut Komarudin, tuduhan itu tidak berdasar karena tokoh dan aktivis Islam sudah secara jelas menyuarakan kritik keras terhadap politik luar negeri George W Bush yang menyudutkan Islam sebagai basis/kantung teroris. Tuduhan basis/kantung teroris itu, kata dia, terutama pada dunia atau di lingkungan madrasah/pesantren. Tentunya tuduhan itu sangat melukai perasaan para kyai dan umat Islam di Indonesia, pasalnya kasus kelompok esktremis itu sendiri tidak jelas. "Kasus sekelompok ekstremis yang tidak jelas pendidikan dan posisi sosialnya itu, jadi jangan diblow up untuk menghitamkan Islam. Aspirasi itu akan saya sampaikan dalam pertemuan dengan George W Bush nanti," katanya. Selain itu, ia juga akan menyampaikan seputar peran agama dalam proses demokratisasi di Indonesia kepada George W Bush karena banyak tindakan Bush yang menghancurkan proses dan pematangan demokrasi dan penegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) yang justru sering menjadi dagangan utama sarjana Barat. Komarudin juga akan menagih janji Bush yang mau menyelesaikan Palestina. "Saya akan menagih janji Bush yang akan menyelesaikan Palestina seperti yang dikemukan sebelum menyerang Irak," katanya. Komarudin merupakan salah satu dari sembilan tokoh masyarakat yang akan bertemu dengan Bush. Tokoh lainnya adalah Arief Rahman dan Yohanes Surya untuk bidang pendidikan, Nila Moeloek bidang kesehatan, dan Muhammad Ichsan bidang Millennium Development Goals (MGD). Kemudian, Frans Wospakrik dari Papua, Yusni Sabi dari Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Ridwan Jamaludin dari LIPI, dan Dr Adi Santoso dari BPPT.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006