Jakarta (ANTARA News) - Perambahan Internet melalui perangkat ponsel pintar (smartphone) sering menjadi sasaran pencurian data terutama informasi-informasi pribadi seperti nama akun (username) dan kata kunci (password).

"Sebanyak 46 persen ponsel pintar dari 130 responden di 24 negara telah menjadi korban serangan malware, virus, peretasan, scam, penipuan, dan pencurian data," kata Country Sales Manager Symantec, Rita Nurtika, di Jakarta, Kamis.

Rita menyebut tujuh cara yang dapat dilakukan para pengguna ponsel pintar agar aman dari ancaman-ancaman penipuan dalam jaringan (online).

"Gunakan kata kunci di ponsel Anda dengan kombinasi huruf, angka, dan karakter berukuran besar dan kecil, terutama jika Anda sering bertransaksi online dari smartphone," kata Rita.

Cara kedua, lanjut Rita, yaitu mewaspadai jaringan Internet nirkabel (WiFi) di area publik yang juga dipakai para pengakses lain.

"Hindari penyimpanan nomor PIN, kata kunci, atau informasi pribadi di smartphone Anda," kata Rita tentang cara ketiga.

Cara berikutnya yaitu memperhatikan lebih seksama pada informasi pemberitahuan yang mencurigakan di surat elektronik (email), pesan teks singkat, dan aplikasi-aplikasi seperti aplikasi sosial.

Lalu, cara kelima, adalah dengan memahami dan selalu menggunakan pengaturan privasi di ponsel pintar dan ketika mendaftar aplikasi jejaring sosial.

"Selalu memilih aplikasi-aplikasi resmi dan sumber terpercaya di toko aplikasi dan harus mencermati persyaratan dan kondisi sebelum memencet tombol setuju (agree)," kata Rita tentang cara keenam.

Terakhir, jika pengguna ponsel pintar mempunyai aplikasi keamanan di perangkat selulernya, aplikasi itu perlu terus diperbarui secara berkala untuk mencegah ancaman-ancaman dalam jaringan. (I026)

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013