Yogyakarta (ANTARA News) - Ribuan warga dari berbagai daerah berebut lima gunungan Grebeg Maulud yang pada Kamis diusung di halaman Masjid Agung Yogyakarta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Setelah lima gunungan hasil bumi persembahan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diarak para prajurit dari Ndalem Keraton melewati alun-alun utara tiba di Masjid Agung, penghulu keraton membaca doa, lalu warga memperebutkan isi gunungan.

Triyono (47), warga asal Wonosobo, Jawa Tengah, mengaku telah menunggu acara Grebeg Maulud sejak kemarin malam. Dia menginap di Masjid Agung Yogyakarta supaya tidak terlambat mengikuti prosesi itu.

"Dari tahun ke tahun saya selalu mengikuti acara ini....untuk mendapatkan barokahnya," katanya.

Triyono sudah senang bisa mendapat sisa-sisa gunungan, pelepah pisang pengikat gunungan. "Ini untuk tumbuh-tumbuhan saya di rumah mudah-mudahan subur," katanya.

Sementara Suti (72), yang datang dari Surabaya, mengaku kecewa tidak bisa mendapatkan apapun dari gunungan.

"Padahal sudah menunggu semalaman di sini," kata Suti yang sudah tiba di Yogyakarta sejak kemarin malam dan menginap di Masjid Agung Yogyakarta bersama putranya.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), GBPH Yudhaningrat, Grebeg Maulud sudah sejak dulu dilakukan keraton untuk memperingati kelahiran Nabi.

Pembagian ke lima gunungan itu, menurut dia, merupakan simbol hubungan rakyat dan raja serta hamba dengan Tuhannya.

(KR-LQH)





Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013