Kota Bengkulu (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Jurianto mengatakan bahwa keberadaan hutan di Provinsi Bengkulu memiliki pengaruh besar dalam penurunan emisi gas.

Provinsi Bengkulu ikut dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, sebab Bengkulu memiliki 44 persen kawasan hutan, sehingga memiliki pengaruh besar terhadap penurunan emisi gas.Pemerintah menargetkan pada 2030 angka emisi gas rumah kaca mencapai 0 persen.

Baca juga: Walhi minta KPK RI awasi pelepasan hutan Bengkulu dalam revisi RTRW
 
"Kita akan melihat, khususnya sektor kehutanan, bagaimana mempercepat penyelesaian tata ruang karena akan berdampak pada upaya kita mengurangi emisi gas rumah kaca. Sudah ada perhitungan targetnya, sudah detail, termasuk di Provinsi Bengkulu," kata Agus di Kota Bengkulu, Kamis.
 
Dengan potensi hutan tersebut, Bengkulu memiliki peranan vital dalam program sub nasional Indonesia's Forestry and Others Land Use atau Folu Met Sink yang fokus dalam menurunkan gas emisi menjadi nol persen.
 
Menurut dia, Bengkulu ikut membantu dalam menurunkan emisi gas, yaitu dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain.
 
Sebab, Provinsi Bengkulu memiliki tata ruang hutan yang baik, sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.
 
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan bahwa Provinsi Bengkulu merupakan inisiator pengurangan emisi gas rumah kaca, sehingga dapat dipastikan Bengkulu siap untuk berkontribusi dalam pencapaian target tahun 2030 bebas emisi gas rumah kaca.

Baca juga: DPR RI soroti pelepasan kawasan hutan Bengkulu untuk perusahaan

Baca juga: Ratusan hektare hutan habitat gajah di Bengkulu dirambah
 
"Kita ingin mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial dengan adanya hutan di Bengkulu. Kemudian, terciptanya lingkungan yang aman, nyaman dan sehat untuk masyarakat," ucapnya.
 
Dalam upaya pengurangan emisi tersebut, dapat memberikan manfaat sosial kepada masyarakat sebab dapat tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat.

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023