Sebenarnya di balik itu ada persyaratan-persyaratan, di antaranya bepergian harus menggunakan PCR (hasil tes usap) dan antigen.
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita humaniora kemarin (7/12) yang masih menarik untuk dibaca pada Rabu, mulai dari Moeldoko pastikan tetap ada pembatasan meski PPKM level 3 batal hingga 34 meninggal dunia, 22 dinyatakan hilang akibat bencana Semeru.

1. Tanah panas, kendala pencarian korban guguran Gunung Semeru

Kondisi tanah yang masih panas menjadi kendala dalam pencarian korban hilang akibat awan panas dan guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

2. Hujan deras mengguyur kawasan sekitar Semeru pada Selasa malam

Hujan deras mengguyur permukiman di kawasan sekitar Gunung Semeru, termasuk di wilayah Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa malam atau sekitar pukul 19.00 WIB.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

3. Mensos: Dirikan lumbung sosial di titik rawan bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya untuk mendirikan lumbung sosial di kawasan rawan bencana termasuk di selatan Pulau Jawa.

"Kita tidak ingin terjadi bencana susulan. Namun, bila itu terjadi, masyarakat yang terputus aksesnya, tidak akan kelaparan,” kata Tri Rismaharini.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

4. Moeldoko pastikan tetap ada pembatasan meski PPKM level 3 batal

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan tetap ada pembatasan meski pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 batal diterapkan pada periode libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

"Sebenarnya di balik itu ada persyaratan-persyaratan, di antaranya bepergian harus menggunakan PCR (hasil tes usap) dan antigen," katanya.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

5. 34 meninggal dunia, 22 dinyatakan hilang akibat bencana Semeru

Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Infanteri Irwan Subekti melaporkan 34 orang meninggal dunia dan 22 orang dinyatakan hilang dalam bencana awan panas guguran.

"Sampai saat ini korban jiwa tercatat di posko kami 34 orang, 22 orang dinyatakan hilang berdasarkan laporan masyarakat. Luka berat sampai saat ini 26 orang," ujar Irwan.

Berita selengkapnya bisa dibaca di sini

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021