Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) meminta Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol. Timur Pradopo, untuk segera mengusut tuntas kasus penusukan dan penganiayaan wartawan Viva News, Banjir Ambarita, di Jayapura pada Kamis (3/3) dini hari.

Dalam siaran pers yang diterima ANTARA News pada Jumat (4/3), PWI juga meminta Kapolri untuk memberikan hukuman yang setimpal terhadap pelaku kejahatan itu.

Selain itu, PWI dalam surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal PWI Pusat, Hendry Ch. Bangun, dan Ketua Departemen Wartawan Kepolisian, Upa Labuhari, tertanggal 3 Maret 2011 tersebut mengharapkan Polri memberikan perlindungan terhadap wartawan ketika menjalankan tugas jurnalistiknya.

PWI menghargai tindakan Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Jayapura yang menjenguk Banjir Ambarita, dan menyatakan bertekad untuk mengusut kasus tersebut.

Kejadian penusukan itu berawal ketika Banjir Ambarita dalam perjalanan pulang usai menghadiri kenduri atas meninggalnya orang tua rekan sesama wartawan, Rianto Nay.

Ambarita sudah mencurigai gerak gerik pelaku sekitar sekilometer dari tempat kejadian perkara. Ternyata, para pelaku melancarkan penusukkan dan penganiayaan. Pelaku tindak kriminal itu mengendarai sepeda motor jenis bebek tanpa menggunakan helm. Mereka menusuk Ambarita sebanyak dua kali di bagian perut dan dada sebelah kiri.

Saat ini Banjir Ambarita masih dirawat intensif di Rumah Sakit Marthen Indey Jayapura.

PWI Cabang Papua bersama komunitas pers setempat telah mengambil sejumlah langkah, antara lain akan memberikan advokasi kepada korban dalam proses hukum yang berjalan.
(T.ADM/P003)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011