Kami mendorong serta mendukung agar para perempuan di lingkar sirkuit Mandalika dapat dan harus berpartisipasi, berperan untuk meningkatkan perekonomian keluarganya
Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Nusa Tenggara Barat, Husnanidiaty Nurdin mendorong partisipasi kaum perempuan di lingkar sirkuit Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika guna mendapatkan efek berganda dengan dibangunnya kawasan pariwisata tersebut.

"Kami mendorong serta mendukung agar para perempuan di lingkar sirkuit Mandalika dapat dan harus berpartisipasi, berperan untuk meningkatkan perekonomian keluarganya," katanya di Mataram, Jumat.

Ia menjelaskan perempuan dapat berdaya dalam bidang usaha terlebih jika ada dukungan dari pemerintah terkait. Hal ini pada akhirnya mendorong program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

"Dengan adanya partisipasi perempuan di lingkar sirkuit Mandalika dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas perempuan di bidang ekonomi, sosial, serta pemenuhan hak anak," katanya.

Hal senada juga disampaikan Kabid Perlindungan Perempuan DP3AP2KB NTB  Hj Erni Suryani. Ia menjelaskan saat survei tentang pemberdayaan perempuan di sekitar sirkuit Mandlika.

"Kami kumpulkan dan identifikasi data tentang perempuan di Desa Kuta, seperti kondisinya, jumlahnya, kebutuhannya dan keterampilannya," katanya.

Menurut Erni, demikian sapaan akrabnya, dengan data tersebut, apakah perempuan di Desa Kuta ini sudah siap dalam kehidupan pariwisata dan event sirkuit internasional di Mandalika atau tidak.

"Atau apa yang bisa diperbuat oleh perempuan di Desa Kuta untuk mensukseskan pariwisata dan event yang akan digelar di sirkuit," katanya.

Pihaknya berencana akan menerapkan program pemberdayaan dan perlindungan perempuan di Desa Kuta. Untuk itu perlu kolaborasi dalam kebijakan dan pelaksanaannya dengan Pemda Lombok Tengah sampai tingkat Desa.

Menanggapi hal itu, Kepala Dusun Ujung Lauq, Abdul Muttalib menyambut antusias rencana program DP3AP2KB NTB.

"Kami sangat apresiasi program pemberdayaan dan perlindungan perempuan di dusun kami ini secara berkelanjutan. Karena kami ingin perempuan di sini aktif terlibat. Beri kami pancing, bukan ikan," ujarnya.

Pria yang juga berkecimpung sebagai pelaku wisata itu, menjelaskan bahwa sebelum ini juga ada pelatihan yang diberikan tetapi tidak ada kelanjutannya.

"Karena ini program pemberdayaan,maka kami sangat apresiasi," katanya.

"Kami tahu akan ada kegiatan sirkuit internasional di sini (sirkuit Mandalika), tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena keterbatasan kami," kata Sudiani, salah satu tokoh perempuan Dusun Ujung Lauq.

Meskipun demikian, menurut dia,  harus diketahui apa kebutuhan para pengunjung sirkuit yang datang dari mancanegara dan domestik pada event bergengsi tersebut.

"Mereka (tim peserta sirkuit dan penonton) tentu perlu oleh-oleh seperti souvenir dan makanan dan lainnya. Tapi kami tidak bisa berbuat dan memasarkannya," kata Sudiani.

Selain keterbatasan akses untuk fasilitasi dan dana, menurut guru honorer di SMP Grupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Rusna yang mendampingi Sudiani, juga keterbatasan keahlian karena faktor pendidikan serta semangat.

"Ibu-ibu di dusun ini pekerjaannya di sawah dan sabit rumput. Jadi semangatnya (untuk lebih maju) kurang. Tapi kalau terus dimotivasi, pasti bisa," katanya.

Baca juga: Gubernur NTB pastikan warga tidak dirugikan soal Sirkuit Mandalika

Baca juga: Menparekraf dukung vaksinasi di NTB jelang World Superbike

Baca juga: DPR: Sirkuit Mandalika miliki "multiplier effect" besar bagi Lombok

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021