ini adalah upaya kedua kami menggagalkan penyaluran tenaga kerja ilegal
Jakarta (ANTARA) - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggagalkan upaya penyelundupan 21 pekerja migran Indonesia yang siap diberangkatkan menuju negara di Timur Tengah, Ahad malam.

"Hari ini, lagi-lagi kita melakukan pencegahan penempatan pekerja imigran Indonesia ilegal sebanyak 21 orang," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani saat meninjau kondisi korban di Balai Latihan Kerja kawasan Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Menurut Benny seluruh korban merupakan perempuan dari sejumlah daerah di Jawa Barat yang tertipu oknum penyalur tenaga kerja.

Tim BP2MI menemukan korban di Gedung BLK Sahabat, Jakarta Timur, yang memasang plang nama di lokasi gedung PT Putra Timur Mandiri.

Menurut Benny mereka sedang dipersiapkan untuk berangkat menuju sejumlah negara di Timur Tengah, salah satunya Arab Saudi.

Baca juga: Polda NTB tangkap perekrut 120 PMI ilegal asal Lombok Timur
Baca juga: Pemkab Lombok Barat-BP2MI bersinergi cegah penempatan PMI ilegal


Modus yang dilakukan pelaku adalah mengimingi korban dengan gaji sebesar Rp4 juta per bulan setelah mereka tiba di negara tujuan.

"Bahkan modus yang dilakukan adalah memberikan uang di awal sebesar Rp4 juta hingga Rp5 juta per imigran yang dititipkan untuk keluarga mereka di kampung. Padahal uang itu akan dipotong dari gaji mereka setiap bulan," katanya.

Perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut, kata Benny, memanfaatkan calo sebagai perantara perusahaan dengan korban.

Benny mengatakan seluruh korban dalam kondisi sehat, namun mengalami guncangan psikologi sebab terkejut saat diberitahu petugas bahwa penyalur tenaga kerja yang membawa mereka adalah ilegal.

"Ini adalah upaya kedua kami menggagalkan penyaluran tenaga kerja ilegal setelah pekan lalu kita coba gagalkan di bandara, namun informasi itu bocor. Malam ini pelaku kembali ke Jakarta untuk memberangkatkan lagi, tapi berhasil kami antisipasi," ujarnya.

Menurut pengakuan korban, kata Benny, mereka terpaksa menjadi pekerja migran sebab terdesak dengan kebutuhan ekonomi keluarga di kampung. "Padahal dengan gaji Rp4 juta sampai Rp5 juta itu bisa dipenuhi di Indonesia," katanya.

Hingga saat ini perkara tersebut telah dilimpahkan kepada otoritas berwenang untuk diselesaikan secara hukum.

Baca juga: BP2MI selamatkan tiga calon pekerja migran hendak ke Timur Tengah
Baca juga: BP2MI amankan 19 calon pekerja migran hendak ke Singapura
Baca juga: BP2MI resmikan pelaksanaan pembebasan biaya pekerja migran Indonesia

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021