Mamuju (ANTARA News) - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat menegaskan isu akan terjadinya tsunami di Kabupaten Majene adalah tidak benar karena gempa yang menjadi sebab tsunami, sulit diramalkan dengan teknologi yang ada.

"Isu akan terjadinya tsunami di Majene itu jangan dipercaya karena isu itu bohong, tidak akan ada terjadi tsunami di Majene karena tidak ada gempa," kata Kepala Stasiun BMKG Kabupaten Majene, Edy Sofyan di Mejene, Rabu.

Ia meminta, masyarakat yang selama ini khawatir dengan isu tsunami tidak mudah percaya dengan isu itu, serta tidak panik dengan cara mengungsi ke tempat yang aman, karena isu tsunami itu tidak benar.

Ia menjelaskan, tsunami hanya bisa terjadi di Majene ketika terjadi gempa tektonik di perairan Sulawesi, namun hingga saat ini tidak ada teknologi yang bisa meramal dengan tepat kapan terjadi gempa di perairan Sulawesi itu.

"Tsunami terjadi karena gempa dan gempa itu tidak dapat diramalkan kapan akan terjadi," katanya.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pemerintah di Kabupaten Majene untuk menjelaskan bahwa proses terjadinya tsunami selalu diawali terjadinya gempa tektonik sehingga jika di Majene tidak ada gempa maka tidak mungkin terjadi tsunami.

"Kami telah meminta kepada pemerintah di Majene untuk dapat menenangkan warga Majene yang banyak mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Saya berharap mereka kembali ke rumahnya, namun tetap waspada jika suatu saat terjadi gempa," katanya.

Sebelumnya ribuan warga di Kabupaten Majene yang bermukim di sepanjang pantai yang panjangnya sekitar 100 kilometer di tiga Kecamatan di Majene yakni Kecamatan Pamboang, Tubo Sendana, dan Kecamatan Sendana, mengungsi karena adanya isu akan terjadi tsunami di wilayah itu (23/11).

Para warga mengungsi kedaerah pegunungan dengan membawa sanak keluarganya dengan berbekal seadanya karena khawatir mereka akan dihantam tsunami yang datang dari perairan Sulawesi. (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010