Padang, (ANTARA) - Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Sumatera Barat akan mengirimkan kontingen "gendut" ke Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021 yang digelar di tengah pandemi COVID-19.

Cabor dayung Sumbar kini tengah menyiapkan kontingen dengan jumlah terbanyak untuk berangkat ke Papua nantinya yakni 41 orang, terdiri dari 36 atlet dan lima pelatih serta offisial.

Para  pedayung Sumbar akan turun di sejumlah kelas. Untuk kelas canoeing ada lima atlet. Kemudian enam atlet di kelas rowing dan 25 atlet turun di kelas perahu naga.

Sementara dari catatan prediksi medali yang dimiliki KONI Sumbar, cabor dayung tidak diprediksi mampu menghasilkan medali emas di ajang PON tahun ini.

Total ada 16 emas yang dibidik KONI Sumbar di ajang olahraga tersebesar di Indonesia itu.

Mulai dari atletik, angkat berat, bina raga, gulat, gantole, para layang, kempo, pencak silat, taekwondo.

Kemudian tarung derajat, tinju, dan sepak takraw yang diprediksi mampu meraih medali emas di ajang PON nanti.

Ketua PODSI Sumbar Ismunandi Sofyan di Padang, Jumat mengakui kontingen yang mereka miliki sangat gemuk untuk berlaga nanti

Meski tidak masuk cabor yang diprediksi KONI Sumbar meraih medali di PON Papua, ia mengaku optimistis mampu mendulang tiga emas di ajang itu.

Menurut dia banyaknya atlet dayung Sumbar yang lolos baik melalui kejurnas atau melalui keputusan PB PODSI makanya membuat cabor ini paling gemuk.

"Bahkan kalau tidak mengirim atlet maka kita diancam tidak boleh ikut ajang nasional," kata dia.

Ia mengatakan ada 30 atlet yang di SK kan Gubernur dan enam atlet yang akan dicarikan biaya melalui sponsor.

"Kita sudah berbicara dari hati ke hati dengan atlet apa yang berangkat hanya 30 saja atau 36 atlet ke Papua nantinya," kata dia.

Sementara Wakil Ketua II KONI Sumbar Ediswal mengatakan pihaknya hanya melanjutkan apa yang sudah ada dari pengurus lama dan prediksi yang dibuat tentu berdasarkan pengalaman dan pendekatan yang dilakukan.

"Bisa saja yang diprediksi dapat medali dan bisa tidak," kata dia.

Untuk cabor dayung, mereka berlaga dalam beregu dan jika atlet kurang tentu satu atau dua orang tentu tidak dapat berlaga.

"Kita mendapat nama-nama tersebut dan tidak bisa mengubah data seenaknya kecuali ada instruksi dari pimpinan. Kita tidak bisa sewenang-wenang dalam hal ini," kata dia.

Selain itu terkait anggaran, kalau mereka dinyatakan berangkat tentu harus ada anggaran yang disiapkan untuk itu.

"Tentu nanti ada aturannya terkait anggaran ini dan tidak bisa dihitung seperti itu," kata dia.

Pekan Olahraga Nasional XX 2021 Papua sendiri berlangsung di tengah pandemi COVID-19 dan hampir seluruh pemerintah provinsi melakukan refokusing anggaran di APBD mereka.

Efisiensi dilakukan pemerintah provinsi maupun kota dan kabupaten dalam melakukan penanganan pandemi ini.

Dan yang terbaru cabor sepakbola Bengkulu yang juga memiliki kontingen cukup banyak resmi mengundurkan diriidan tidak ikut PON Papua meski sudah mendapatkan tiket berlaga di Papua melalui ajang Porwil.

Baca juga: KONI Sumbar butuh dukungan anggaran jelang PON XX Papua
Baca juga: Mahfud: Pemerintah siap selenggarakan PON XX dan Peparnas XVI di Papua
Baca juga: PB PON XX Pemprov Papua luncurkan aplikasi Papua Tourism


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021