Boyolali (ANTARA News) - Hujan pasir dan abu vulkanik hampir merata melanda wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyusul Gunung Merapi yang kembali menyemburkan awan panas susulan, Minggu siang.

Pantauan Antara di Boyolali, menyebutkan, Gunung Merapi yang kembali menyemburkan awan panas tersebut memicu hujan pasir dan abu di Kecamatan Selo, Musuk, Cepogo, Ampel, dan Boyolali Kota.

Menurut Slamet (40) warga Desa Wonodoyo, Cepogo, hujan pasir yang cukup parah melanda Cepogo dan Musuk sehingga ratusan warga Desa Wonodoyo, Gedangan, dan Jombong, harus mengungsi ke pendopo Kabupaten Boyolali.

Menurut Slamet, setelah dua kali letusan, turun hujan pasir disertai hujan abu cukup pekat, padahal belum semua warga memperoleh bantuan masker.

"Kondisi itu, membuat warga takut yang mengungsi ke kota," kata Slamet.

Marni (35), warga Desa Gedangan, Cepogo, mengaku hanya membawa pakaian yang melekat pada badannya.

"Namun, Saya bersama anggota keluarganya yang penting selamat," kata Marni.

Rribuan pengungsi memadati Balaidesa Sangup sangat mengkhawatirkan semburan awan panas Merapi yang mencapai empat kali.

Menurut warga, Dusuh Sudimoro, Beling, Ringin, Baturtuwo (Desa Sangup) dan Dusuh Banyusri, Wonorejo, Wengen (Desa Mriyan), sempat digenangi lumpur pekat dari lereng Merapi.

Menurut Suparno, petugas PMI di Balaidesa Sangup, letusannya mengarah ke Desa Sangup, hingga warga sangat panik.

Para pengungsi ketakutan saat melihat awan panas mengarah ke wilayah mereka.

TNI dan relawan lainnya di tempat pengungsian semantara (TPS) untuk menenangkan warga, sementara Setyono, tokoh masyarakat setempat, mengatakan, warga panik karena letusan ini agak besar.

Mereka meninggalkan TPS kemudian turun hingga ke Kota Boyolali. "Mau lari ke mana, di Lapangan Desa Karanganyar, Cepogo. juga mengalami hal serupa," kata Setiyono.

Menurut Setyono, jumlah pengungsi di balai desa ini mencapai 800 jiwa yang terdiri dari orang tua, ibu hamil, dan anak-anak.

Dia berharap Pemkab segera menambah petugas kesehatan. Komandan Kodim 0724 Boyolali yang juga koordinator lapangan penanganan bencana Merapi, Letkol ARH Soekoso Wahyudi, membenarkan hal ini.

Soekoso mendapat laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Merapi mengeluarkan awan panas lagi sekitar pukul 15.00 WIB.

"Letusan itu, akibatkan hujan pasir dan abu terparah terjadi di Selo," katanya.

Dia mengatakan, warga asal Desa Jrakah, Klakah, Sangup, Tlogolele telah mengosongkan kampungnya dan mengungsi ke Desa Samiran, Selo.

"Warga Sangup trauma akibat erupsi atau sering disebut `wedus gembel` yang sudah mendekati kampungnya. Mereka menyelamatkan diri hingga ke Kantor Pemkab Boyolali," katanya. (*)

ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010